tirto.id - "Hotel California adalah puncak pencapaian Eagles," ujar Glenn Frey pada 1992.
Frey adalah pendiri dan gitaris band rock Eagles. Band ini terbentuk pada 1971. Bersama Don Henley (drum, vokal), Bernie Leadon (gitar, vokal), dan Randy Meisner (bass, vokal), Eagles terbang dari Los Angeles. Setahun kemudian, keluarlah album perdana mereka, Eagles. Ada lagu klasik mereka "Take It Easy" di album itu, dengan Frey menjadi vokalis utama.
Namun, sama seperti perkataan Frey, album Hotel California adalah album terbaik mereka, dan lagu "Hotel California" adalah puncak pencapaian mereka.
Hotel California dirilis pada 1976. Gambar sampulnya adalah sebuah hotel dengan ujung besi menjulang, dan dikelilingi pohon palem. Pada Team Rock, Don Henley mengatakan sampul itu sengaja dibuat untuk menggambarkan atmosfir kejayaan yang memudar, hilangnya masa polos, dan munculnya dekadensi.
Foto itu diambil oleh David Alexander. Ia mengambil foto Hotel Beverly Hills yang terletak di 9641 Sunset Boulevard. Foto itu harus menunggu agak lama untuk bisa diambil. Alexander menunggu cahaya redup dari matahari yang jelang perlaya. Ketika momen itu datang, foto diambil dengan cepat. Ketika dicetak, muncullah foto yang kemudian benar-benar melambangkan kejayaan yang memudar.
"Bahkan orang-orang yang tahu Hotel Beverly Hills, sangat sedikit yang tahu kalau foto di sampul itu adalah hotel yang sama," kata Alexander.
Meski foto itu dianggap gambaran sempurna sebuah kejatuhan, nyatanya album ini membawa Eagles terbang makin tinggi. Hingga sekarang, album kelima Eagles ini terjual hingga 32 juta kopi, salah satu album terlaris sepanjang masa. Tanpa mengurangi hormat terhadap lagu Eagles lain di album ini, "Hotel California" memang layak dipacak sebagai lagu terbaik mereka.
Saat Don Felder membuat lagu instrumental awal, tampak pengaruh musik reggae dan bolero—musik Latin dengan tempo lambat. Karena itu pula mereka memberi judul awal sebagai "Mexican Reggae". Felder, Frey, dan Henley kemudian membuat lirik.
"Saat itu kami berkendara di Los Angeles pada malam hari. Tak ada dari kami yang berasal dari California, dan jika kamu berkendara di L.A pada malam hari ini, kamu bisa melihat pijar lampu di kejauhan, dan di kepalamu akan berkelebat gambar-gambar dan imajinasi tentang Hollywood," kata Felder.
Frey membayangkan seorang musafir yang lelah berkendara menembus padang pasir. Ia beristirahat di sebuah tempat, dan bertemu dengan karakter-karakter aneh. Sang musafir tahu, ia tak akan pernah bisa pergi dari sana.
"Hotel California" memang seperti saga tentang dunia misterius yang dibumbui hal-hal menyeramkan. Suara-suara yang membangunkanmu. Semangat yang hilang. Tuan yang berada di ruangannya. Pesta orang-orang janggal. Monster yang tak bisa dibunuh dengan pisau sekalipun. Serta pelarian yang berakhir gagal.
You can check-out any time you like
But you can never leave!
Karena liriknya pula, "Hotel California" melahirkan banyak interpretasi. Beberapa orang menyebut lagu ini berkisah tentang hedonisme para bintang rock di era 1970-an. Sejumlah orang menyebut lagu ini berkisah tentang pandangan orang Midwest terhadap kehidupan Los Angeles. Henley menyebutnya sebagai, "hilangnya masa kepolosan."
Sedangkan para ekonomis menyebut istilah "Hotel California" untuk menyebut negara yang menggiurkan untuk menanam investasi. Namun ternyata sukar meninggalkan negara itu. Maka, lahirlah istilah "The Hotel California Effect" yang dipakai untuk menggambarkan efek negatif peraturan investasi.
Menariknya lagi, personel Eagles seperti bisa meramalkan kehidupan di era digital, yang terjadi empat dekade kemudian dan berlangsung hingga sekarang hingga entah kapan. Lirik, "We are all just prisoners here, of our own device" terasa menemui pembenarannya. Begitu pula bait ""We are programmed to receive" yang terasa menemui pembenarannya.
Lucunya, ketika ditanya beberapa puluh tahun setelah lagu ini dirilis, versi dari penciptanya pun berbeda-beda. Hal ini membuat interpretasi meluas dan jadi makin beragam.
"Orang-orang bertanya apa makna lagu ini, dan kami tak tahu apa maknanya," kata Frey saat diwawancara BBC sepuluh tahun lalu.
Di luar lirik, duel gitar antara Joe Walsh dan Don Felder dinobatkan oleh pembaca Guitarist Magazine 1998 sebagai solo gitar terbaik sepanjang masa. Di akhir lagu, dua gitaris dahsyat ini memang seolah unjuk gigi. Solo gitar mereka seperti obrolan dua orang yang ditemani tequila: panjang, ngalor-ngidul, suara yang naik sedikit, dan dua orang mabuk yang walau teleng tapi tetap penuh semangat.
"Hotel California" meraih Grammy Award untuk kategori Record of the Year 1978. Rolling Stone menempatkan lagu ini di peringkat 49 dalam senarai 500 Lagu Terbaik Sepanjang masa. Sedangkan yayasan The Rock and Roll Hall of Fame memasukkan "Hotel California" dalam daftar 500 Lagu yang Membentuk Rock and Roll.
Saking populernya lagu ini, banyak pihak yang berusaha memanfaatkannya. Yang berlangsung panjang dan berlarut-larut adalah sengketa Eagles dengan Hotel California, sebuah hotel yang terletak di Baja California, Meksiko.
Hotel ini berdiri dengan nama Hotel California pada 1948. Pendirinya adalah imigran Cina, Wong, yang kemudian mengganti nama menjadi Don Antonio Tabasco. Namun karena perawakan fisiknya, Don Antonio Tabasco lebih dikenal sebagai El Chino, alias Si Pria Cina. Hotel California diresmikan pada 1950, dan menjadi satu-satunya tempat yang menjual bir dingin di kawasan Baja kala itu.
Namun pada era 1970-an, hotel ini berganti nama menjadi Todos Santos Hotel—mengacu pada area Todos Santos yang subur dan dijadikan lahan penanaman mariyuana. Hotel ini kemudian seolah hidup segan mati tak mau di era 90-an. Pada 2001, hotel ini dibeli oleh John Stewart dan Debbie Stewart, pasangan asal Kanada, yang kemudian mengembalikan nama aslinya, plus menjual aneka buah tangan bertuliskan Hotel California. Karena itu sengketa nama Hotel California muncul.
Ternyata, selama ini istilah Hotel California memang belum dipatenkan oleh siapa pun. Manajemen Eagles beralasan istilah Hotel California begitu populer sebagai lagu mereka, sehingga tak perlu ada pematenan lagi. Namun, setelah pertikaian panjang, akhirnya kedua belah pihak mencapai kesepatan. Saat ini belum ada detail jelas tentang apa kesepakatan antara kedua belah pihak. Sementara, diketahui bahwa hotel masih akan menggunakan nama Hotel California in Mexico.
Hotel California memang menjadi pencapaian tertinggi Eagles. Tapi sama seperti kisah di balik lagu dan kover albumnya, kejayaan Eagles pelan-pelan memudar setelah album ini, terutama di bidang kreativitas. Ini diakui oleh Frey dalam wawancara bersama The Independent.
Frey mengatakan bahwa membuat lagu bagi mereka menjadi rutinitas belaka. Seperti pergi ke sekolah, kisahnya kepada The Independent, 1992 silam. Ditambah dengan popularitas yang makin menjulang, membuat kebiasaan memakai narkotika makin kencang. Selain itu, mereka bingung harus menulis lirik seperti apa lagi.
"Kami, terutama Don Henley, bilang bahwa setelah kesuksesan Hotel California, apa yang bisa kita tulis lagi sekarang?" kata gitaris yang meninggal pada 18 Januari 2016 ini.
Setelah tiga tahun keluar masuk studio dan diiringi aneka ria pertengkaran dahsyat, Eagles bisa merampungkan The Long Run (1979), album terakhir sebelum mereka bubar pada 1980. Para personel kemudian bersolo karier. Pada 1994, mereka reuni dan merilis album live Hell Freezes Over—istilah untuk menggambarkan hal yang mustahil, merujuk pada jawaban Henley ketika ditanya kapan Eagles akan reuni.
Pada 2001, para elang tua ini tak mau rukun-rukun saja. Don Felder dipecat dan menuntut Eagles. Hingga sekarang, hubungan mereka memburuk. Pada 2007, Long Road Out of Eden dirilis. Bisa jadi ini adalah album terakhir mereka. Sebab setelah Frey meninggal dan Felder tak ada di Eagles, rasanya sumber kreativitas mereka makin sedikit. Ditambah lagi, umur mereka sudah memasuki masa senja. Sama seperti matahari yang perlahan turun di Beverly Hills di tahun 1976 itu: gelap, muram, dan suram.
Yang jelas, meski Eagles akhirnya bubar lagi—entah karena ribut atau satu per satu personelnya meninggal—lagu "Hotel California" akan terus dikenang sebagai salah satu lagu rock terbaik sepanjang masa.
Penulis: Nuran Wibisono
Editor: Maulida Sri Handayani