tirto.id - Pelaku pasar modal menilai rencana pembentukan perusahaan induk (holding) BUMN Energi memiliki dampak positif terhadap harga saham PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir.
"Rencana bahwa PGN akan berada di bawah Pertamina berdampak baik terhadap harga saham PGN," kata Sekjen Asosiasi Wakil Perantara Pedagang Efek Indonesia (AWP2EI), Yosefa Gunastuti dalam rilisnya di Jakarta, Kamis (28/7/2016).
Menurut Yosefa, pasar selalu bergerak dari rumor, berita, atau aksi korporasi emiten tersebut. Investor menyikapi positif pemberitaan terkait rencana holding BUMN Energi sehingga membuat harga saham berkode PGAS itu naik.
Dalam konteks itu pula, Yosefa menampik pemberitaan bahwa pasar modal khawatir terhadap holding. Karena faktanya, berbagai sentimen yang berpengaruh terhadap kenaikan harga saham PGN, adalah rencana holding tersebut.
"Untuk itu ke depan pun saya yakin pasti bagus. Memang, jika terdapat fluktuasi harga saham lain yang lebih baik, tentu akan membuat penurunan dulu. Karena akan menakutkan jika naik terus. Tapi yang jelas secara keseluruhan rencana holding tersebut sangat baik bagi harga saham PGN," lanjut dia.
Yosefa menambahkan pelaku pasar termasuk investor melihat holding akan lebih menyehatkan PGN. Dengan berada di bawah Pertamina, lanjut Yosefa, maka PGN akan semakin kuat dan penanaman modal juga semakin baik.
"Apalagi publik menilai bahwa PGN selama ini agak privat. Sehingga dengan adanya Pertamina, dia akan menjadi semakin terbuka dan sehat," ujarnya.
Pengelolaan gas, imbuhnya, memang harus dilakukan secara profesional. Terlebih Indonesia memang dikenal kaya akan gas. Melalui pembentukan holding di bawah Pertamina, tentu kinerja PGN akan meningkat dan kemampuan mengelola gas akan semakin baik.
Harga saham PGN menunjukkan tren meningkat dalam dua pekan terakhir. Pada 10 Juli 2016, misalnya, harga penutupan adalah Rp2.520 per lembar saham.
Namun pada 26 Juli 2016, harga tersebut sudah mencapai Rp3.110 per lembar saham. Begitu pula dengan volume penjualan saham. Jika, pada 10 Juli 2016 tercatat sebanyak 92.977.500, maka pada 26 Juli 2016 sudah mencapai 111.495.300.
Pakar ekonomi energi Universitas Indonesia Berly Martawardaya, melihat bahwa rencana pembentukan holding memang memiliki pengaruh positif terhadap kenaikan harga saham tersebut.
"Kenaikan di atas 20 persen, berarti pasar memang menanggapi positif. Kalau kenaikan lima persen, bisa dibilang bahwa hal itu dipengaruhi sentimen umum," katanya.
Menurut dia, kenaikan harga mengindikasikan pasar memang menilai bahwa holding BUMN Energi menguntungkan. Perusahaan energi memang seharusnya semi monopoli atau irregulated monopoly, yaitu pengaturan dalam satu perusahaan, katanya.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari