tirto.id - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Hidayat Nur Wahid (HNW) merespons dugaan terdapat politisasi di agenda Zikir 212 yang akan berlangsung Kamis (21/2/2019) malam nanti.
Ia mengatakan, dalam tahun politik seperti ini, apa pun bisa diduga menjadi bahan politisasi.
"Memang ini tahun politik ya apa saja bisa dipolitisasi, dan bahkan dalam tanda kutip pelantikan gubernur bisa dipolitisasi ketika gubernur yang baru dilantik menyatakan dukungan kepada seorang capres dan cawapres," kata HNW saat ditemui di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis siang.
Ia mengaku tak mengambil pusing mengenai pihak-pihak yang menuding agenda tersebut mudah mempolitisasi ke Pilpres 2019 sehingga tak mengganggu masyarakat.
"Yang penting adalah politisisasi atau tidak lihatlah apakah itu melanggar aturan hukum atau tidak, apakah itu kemudian melakukan tindakan yang bersifat fitnah atau adu domba, menghadirkan perilaku-perilaku yang kemudian menghadirkan kondisi yang tidak nyaman untuk rakyat melaksanakan kedaulatan mereka sebagai rakyat," kata dia.
HNW tak mempersoalkan acara apa pun, asalkan acara berjalan dengan aman tertib damai sesuai aturan hukum tidak melakukan tindakan-tindakan yang berifat hoaks atau melanggar hukum.
"Ya biarkan saja, ini bagian dari kedaulatan rakyat Indonesia," lanjutnya.
Hidayat juga mengaku mendapat undangan dari agenda tersebut dan memastikan dirinya akan hadir.
"Saya nggak tahu detail ya karena saya bukan panitia di situ, tapi saya diundang dan saya akan datang," kata dia.
Rencana Zikir 212 ini bertajuk ‘Senandung Salawat dan Zikir Nasional’ digeral di kawasan Monas, Jakarta Pusat, hari ini, Kamis (21/2/2019) malam.
Rencana penutupan dan pengalihan arus kendaraan, lanjut dia, sejak pukul 15.00 WIB karena pihaknya memprediksi massa akan menuju Monas setelah pelaksanaan salat asar.
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Agung DH