tirto.id - Lembaga International Conference of Islamic Scholar (ICIS) meminta pemimpin Moro National Liberation Front Nur Misuari agar membantu membebaskan Warga Negara Indonesia (WNI) yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal (Sekjen) ICIS yang juga tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) KH Hasyim Muzadi di Jakarta pada Jumat, (1/4/2016).
KH Hasyim Muzadi mengingatkan jika pembebasan para sandera menjadi sangat penting mengingat hubungan diplomatik yang telah berjalan baik antara ICIS dan pemimpin senior yang sangat berpengaruh di lingkungan kelompok Moro Filipina Selatan, Nur Misuari.
Hubungan diplomatik yang terjalin telah membuahkan hasil berupa keterlibatan ICIS sebagai jembatan untuk meredakan ketegangan antara kelompok Misuari dengan Pemerintah Filipina pada tahun-tahun yang lalu.
Dalam hubungan itu, Hasyim mengimbau kepada Nur Misuari supaya menggunakan pengaruhnya untuk meminta kelompok Abu Sayyaf agar segera membebaskan para sandera.
Beliau juga berharap agar Nur Misuari dapat mengerti posisi netral ICIS dalam pergaulan umat Islam dunia serta dunia internasional pada umumnya.
Berkat posisi netral itu pula, menurut Hasyim , tokoh Taliban di Afganistan bersedia membebaskan sandera para wartawan Korea Selatan di Afganistan beberapa tahun yang lalu atas permintaan ICIS.
Selain itu Pemerintah Iran pada masa pemerintahan Ahmadinejad bersedia memberikan pengampunan terhadap WNI yang tertangkap di Iran sebagai awak kapal berbendera Amerika yang masuk ke wilayah Iran.
"Saya yakin imbauan ini akan dipertimbangkan oleh Saudara Nur Misuari, demi hubungan baik dan persaudaraan muslimin ASEAN", ujarnya.
Lebih lanjut, KH A Hasyim Muzadi menolak keras cara kelompok Abu Sayyaf di Filipina Selatan yang menyandera 10 warga negara Indonesia (WNI) dan meminta sejumlah uang tebusan.
"Cara-cara semacam itu tidak dikenal dalam Islam serta bertentangan dengan hukum internasional," katanya.(ANT)