tirto.id - Cagub dan cawagub Syamsuar-Edy Nasution unggul dalam Pilgub Riau 2018, berdasarkan hasil quick count atau hitung cepat lembaga riset dan konsultan politik Polmark Indonesia. Pasangan nomor urut satu itu berhasil mengalahkan calon petahana gubernur Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno.
Secara keseluruhan di Riau, seperti dikutip Antara, pasangan Syamsuar-Edy Nasution meraih suara 23.321 atau 38,17 persen. Sementara itu, pasangan nomor urut 2 Lukman Edy-Hardianto mendapat 10.543 suara (17,25 persen).
Selanjutnya, pasangan nomor urut 3 Firdaus-Rusli Effendi meraup sebanyak 12.359 suara (20,23 persen). Firdaus merupakan Wali Kota Pekanbaru. Ada pun calon petahana gubernur Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno dengan nomor urut empat ini memperoleh 14.882 suara (24,35 persen).
Pasangan Syamsuar-Edy Nasution maju Pilgub Riau 2018 dengan diusung PKS, Nasdem, dan PAN. Syamsuar dikenal sebagai Bupati Siak sejak 2911. Ia sebelumnya menduduki jabatan Wakil Bupati Siak sejak 2001 hingga 2006. Sementara itu, Edy Nasution adalah seorang Komandan Korem 031 Wira Bima dengan pangkat Brigjen TNI.
Edy Nasution telah memutuskan mengundurkan diri dari TNI AD untuk menghindari polemik netralitas prajurit terkait dirinya terjun ke dunia politik praktis sebagai bakal calon wakil gubernur pada Pilkada Riau 2018.
"Saya sudah ajukan surat pengunduran diri, kemarin sudah saya tanda tangan," kata Edy di Pekanbaru, pada Januari lalu.
Kandidat terkuat mereka, cawagub Arsyadjuliandi Rachman dan Suyatno, mencalonkan diri dalam Pilkada Riau 2018 dengan mendapat dukungan dari tiga partai: Hanura, PDI Perjuangan, dan Golkar.
Maju sebagai petahana, Arsyadjuliandi merupakan Gubernur Riau yang dipilih setelah Annas Maamun ditetapkan sebagai tersangka KPK. Awal berkiprah ke dunia politik, ia bergabung dengan Golkar. Melalui partai ini ia berhasil menduduki kursi DPR RI periode 2009-2014.
Sementara itu, Suyatno telah dikenal sebagai Bupati Rokan Hilir yang menjabat sejak 2014. Ia sebelumnya menduduki kursi Wakil Bupati Rokan Hilir sejak 2006 dan Plt. Bupati Rokan Hilir pada Februari-Maret 2014.
Pasangan cagub dan cawagub lain di Pilgub Riau 2018 adalah Muhammad Lukman Edy dan Hardianto. Keduanya maju dengan dukungan PKB dan Gerindra.
Lukman Edy adalah Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal periode 2007–2009, menggantikan Syaifullah Yusuf. Ia pun pernah dipercaya menjabat sebagai Ketua Dewan Pengurus Wilayah PKB Riau di usianya yang cukup muda, 29 tahun. Lukman kemudian terpilih sebagai anggota DPRD Riau periode 1999 – 2004 dari Fraksi PKB.
Mendampingi Lukman Edy, Hardianto masih menjabat sebagai Ketua Komisi IV DPRD Riau. Meski tak banyak yang mengenalnya, ia mengaku optimistis dapat bersaing dengan calon-calon kuat yang populer.
"Sederhana saja, perjuangan itukan selama niatnya baik dan tujuannya adalah untuk kebaikan, harus dilandasi rasa optimistis. Kita tidak akan berjuang jika rasa optimistis saja tidak ada," tuturnya.
Terakhir, pasangan Firdaus dan Rusli Effendi mengajukan diri memperebutkan jabatan cagub dan cawagub Riau lewat dukungan PPP dan partai Demokrat.
Firdaus adalah Wali Kota Pekanbaru yang mulai menjabat sejak tanggal 26 Januari 2012. Ia bersama Ayat Cahyadi memenangkan pilkada secara langsung di Kota Pekanbaru pada tanggal 18 Mei 2011.
Wakil Firdaus, Rusli Effendi merupakan nama yang tak asing lagi bagi masyarakat Riau. Rusli yang juga Ketua DPP PPP ini terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Masyarakat Riau Jakarta sejak 2016 lalu.
Komisi Pemilihan Umum Riau mencatat, jumlah pemilih tetap dalam pilkada tahun ini sebanyak 3.622.487 orang. Dari angka tersebut, sejumlah 5.677 di antaranya merupakan pemilih difabel.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari