tirto.id - Fitriani yang menjadi harapan satu-satunya untuk menjaga peluang tunggal putri di Indonesia Masters 2018 harus terhenti di tangan Ratchanok Intanon, tunggal putri andalan Thailand dengan skor akhir 17-21 dan 16-21.
Nomor tunggal putri Indonesia harus menelan pil pahit di turnamen grade II level 4 (Super 500) ini setelah tidak ada satupun wakil Indonesia yang tersisa untuk melaju ke perempat final.
"Walau kalah, pertandingan hari ini saya lumayan puas. Tapi masih banyak kesalahan sendiri, mati-mati sendiri, masih banyak salah buang. Selain itu pukulan Ratchanok juga sudah lebih matang," kata Fitriani di Istora, Jakarta, Kamis (25/01/2018).
Menghadapi Intanon, Fitriani sempat menempel ketat dan melampaui poin wakil Thailand itu, 11-9 dan 14-12. Sayangnya, permainan Intanon yang lebih ciamik dapat mengakhiri permainan apik Fitriani di gim pembuka.
Kekalahan Fitriani di gim pertama membuat Intanon langsung unggul di gim kedua. Kedudukan sempat sama 4-4, namun unggulan keempat turnamen Indonesia Master ini kembali memimpin 9-4 dan 10-5.
Fitriani sempat mengejar serta mampu memperkecil ketertinggalan dua angka 8-10, 11-13, dan 13-15. Sayangnya, upaya tersebut tidak mampu meredam Intanon untuk menutup gim kedua.
Fitriani menilai, hari ini dia lebih banyak melakukan kesalahan sendiri. Dia berharap bisa mengeluarkan kemampuan dan permainan terbaiknya.
"Jadi intinya saya harus latihan lebih keras lagi," tambahnya.
Intanon mengaku sempat tertekan karena Fitriani mendapatkan banyak dukungan dari penonton yang hadir di Istora. Akibatnya, dirinya sering kehilangan kesempatan mencetak angka.
"Saya merasa tak bermain cukup baik karena tegang. Selain itu, dia punya pertahanan yang baik dan lebih percaya diri dibandingkan terakhir kami bertemu," terang Intanon.
Intanon menilai Fitriani memiliki modal besar untuk menjadi pebulu tangkis hebat. Dia mempunyai kaki dan pukulan yang bagus, namun kurang berpengalaman dan perlu memperbaiki beberapa kesalahan.
"Menurut saya, pemain-pemain Indonesia punya pukulan yang hebat, termasuk Fitriani," jelas Intanon.
Penulis: Ibnu Azis
Editor: Ibnu Azis