tirto.id - Pelatih Sriwijaya FC, Hartono Ruslan langsung menggelar evaluasi usai timnya ditahan imbang Arema FC di Stadion Bumi Sriwijaya, Jumat (20/10/2017) kemarin. Mengakhiri laga dengan skor 1-1, Hartono mengatakan jika situasi tersebut tak lepas dari kurang disiplinnya para pemain menjalankan strategi yang diusung tim pelatih.
“Jelas, kegagalan meraih poin penuh di kandang karena pemain kurang disiplin. Terlalu banyak melakukan kesalahan, terutama saat menguasai bola. Passing [umpan] kerap keliru, sehingga membuat permainan tidak berkembang,” tandas sang pelatih seperti dikutip situs resmi GoJek Traveloka Liga 1.
Padahal, di awal pertandingan tuan rumah sempat unggul lebih dulu berkat gol cantik Nur Iskandar. Kurang disiplinnya para pemain Sriwijaya FC lantas tercermin dari lahirnya gol yang menyamakan kedudukan, yang dicetak bek sayap Arema FC, Marko Kabiay sesaat sebelum babak pertama usai.
Gol tersebut lahir dari sebuah tendangan dari sisi sayap di luar kotak penalti. Andai para bek Sriwijaya FC tidak meremehkan ruang tembak yang dimiliki Marko, petaka tersebut kecil kemungkinannya untuk terjadi. Hal ini juga terkait minimnya sudut yang dimiliki Marko sebelum melepaskan tendangan ke gawang.
Bagi Laskar Wong Kito, kegagalan meraih poin penuh membuat mereka tak dapat memenuhi ambisi untuk menyalip Persib Bandung. Hilton Moreira dan kawan-kawan tetap berada di peringkat 12 dengan torehan 38 poin.
Meski kecewa dengan situasi tersebut, pelatih Hartono Ruslan ingin anak asuhnya cepat bangkit dan memperbaiki performa. Dengan menyisakan empat pertandingan musim ini, sang pelatih tak mau kehilangan poin hanya karena kesalahan sendiri.
"Saya tidak ingin buruknya permainan terus berlanjut. Itu bisa membahayakan," papar Hartono.
Di pertandingan selanjutnya Sriwijaya FC akan bertandang ke markas PS TNI. Pertandingan dijadwalkan berlangsung di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, Rabu (25/10/2017). Sriwjaya FC wajib memetik poin maksimal jika ingin segera menyelamatkan posisinya di papan tengah klasemen.
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Yulaika Ramadhani