tirto.id - Sekitar 10 ribu buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), diperkirakan akan berkumpul di sekitar area Istora Senayan pada Hari Buruh Nasional atau juga dikenal May Day yang jatuh pada hari ini Selasa (1/5/2018).
Ketua Panitia Aksi May Day Nasional 2018, Riden Hatam Aziz mengatakan, hanya sekitar 8 ribuan buruh yang akan masuk ke dalam Istora dan sisanya akan berkumpul di halaman sekitar Istora.
"Yang berkumpul di sini (dalam Istora) sesuai kapasitas Istora Senayan maksimal 8 ribuan. Jadi, kami menyesuaikan 8 ribu massa (yang masuk)," ujar Riden di Istora Senayan Jakarta pada Selasa (1/5/2018).
Panitia juga telah menyiapkan audio untuk dapat menjangkau massa yang berkumpul di luar, agar dapat mendengar berjalannya acara di dalam Istora.
Secara keseluruhan, massa yang terdata datang dari beberapa daerah, selain dari DKI Jakarta sekitar 10-15 ribuan, ada juga dari Bandung, Subang, Purwakarta, Karawang, Depok, Bogor, dan Bekasi, sekitar 40 ribuan. Lalu, dari Banten 15 ribuan, terdiri dari Cilegon, Serang, dan Tangerang.
Ia menjelaskan bahwa, massa yang akan berkumpul di area Istora hanya anggota KSPI yang sudah mendapatkan tiket masuk, jadi tidak seluruh massa KSPI.
"Kami sudah distribusi melalui anggota kami, melalui perusahaan masing-masing. Kalau yang enggak dapat berarti mereka enggak ada rencana ke sini," terangnya.
Istora Senayan disebutkannya menjadi titik akhir aksi KSPI dalam rangka May Day 2018. Aksi dimulai dari titik kumpul di Patung Kuda Arjuna Wiwaha dekat kawasan Monas, setelah itu bergerak menuju Istana Negara.
"Estimasi sampai Istora sekitar jam 12.00 WIB atau 12.30 WIB. Massa yang memang sudah diberikan tiket untuk ke arah sini, maka bergerak ke arah sini dengan menggunakan bus. Lainnya, bisa jadi mereka balik kanan (pulang) karena ujungnya di sini," jelasnya.
Diperkirakan acara di Istora mulai pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB. Dalam acara tersebut, KSPI akan mendeklarasikan beberapa tuntutan yang disebut Tritura Plus, akronim dari Tuntutan Rakyat Plus.
Tuntutan pertama adalah, KSPI mendesak pemerintah menyabut peraturan Pemerintah (PP) No.78/2015 tentang pengupahan. Kedua, KSPI menuntut pemerintah turunkan harga beras dan listrik.
"Pemeruntah harus jaga ketahanan pangan dan energi nasional," kata dia.
Selanjutnya yang ketiga, karena ini masuk menuju tahun politik, maka KSPI juga akan menyampaikan tuntutan atau dukungan politik terhadal calon presiden (Capres) 2019.
"Sebagai masyarakat Indonesia, warga negara, kami memilik hak menyatakan dukungan politik terhadap cawapres yang pro buruh dan pro rakyat," ungkapnya.
Acara ini rencananya juga akan dihadiri oleh Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto. "Tokoh politiknya karena agendanya juga deklarasi dukungan Capres, maka dipastikan pak Prabowo hadir. Hadir sekitar 14.30 WIB. Untuk mencairkan suasana acara akan diisi juga oleh Band Coklat," ungkapnya.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo