Menuju konten utama

Hari ASI Sedunia 1 Agustus 2021: Tema Pekan Menyusui dan Sejarahnya

Pekan Hari ASI Sedunia 1 Agustus 2021: sejarah, tema, dan pentingnya menyusui.

Hari ASI Sedunia 1 Agustus 2021: Tema Pekan Menyusui dan Sejarahnya
Ilustrasi Ibu menyusui anak. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Setiap 1 Agustus, dunia mulai merayakan Pekan ASI. Tahun ini, Hari ASI Sedunia atau Pekan Menyusui Internasional dimulai pada Minggu (1/8/2021) hingga Sabtu (7/8/2021).

Sejarah Pekan ASI Sedunia berawal dari gagasan organisasi World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) pada 14 Februari 1991 seiring dicetuskannya Innocenti Declaration yang diinisiasi oleh WHO, UNICEF, pemerintah dari beberapa negara, serta sejumlah organisasi lainnya.

Innocenti Declaration bertujuan melindungi, mempromosikan, dan mendukung gerakan menyusui. Deklarasi ini selanjutnya diperingati dalam World Breastfeed Week (WBW) atau Pekan ASI Sedunia yang diperingati secara berkelanjutan sampai saat ini.

Pekan ASI Sedunia, sebut WABA dalam situsnya, merupakan gerakan menyusui secara global dan menyediakan dukungan untuk para ibu agar bisa menyusui di mana saja. Agenda ini dimulai secara aktif sejak 1992 dengan mengusung tema tahunan yang terus berganti.

Tema-tema yang diangkat dalam Pekan ASI Sedunia biasanya berhubungan dengan perawatan kesehatan, wanita dan pekerjaan, Kode Internasional Pemasaran Pengganti ASI, dukungan masyarakat, ekologi, ekonomi, ilmu pengetahuan, pendidikan, hak asasi manusia, dan hal-hal terkait lainnya.

Tema Hari ASI Sedunia 2021

Tema Pekan Menyusui Sedunia (World Breastfeeding Day/WBW) 2021 adalah Protect breastfeeding: a shared responsibility (Perlindungan mneyusui: tanggung jawab bersama). Tema ini berbicara tentang bagaimana menyusui berkontribusi pada kelangsungan hidup, kesehatan, dan kesejahteraan semua orang.

Dilansir Australian Breastfeeding Association (ABA), tema tersebut juga mengakui bahwa meskipun dukungan di tingkat individu sangat penting, menyusui harus dianggap sebagai masalah kesehatan masyarakat yang membutuhkan investasi di semua tingkatan.

Konsep 'membangun kembali dengan lebih baik' setelah pandemi COVID-19 akan memberikan peluang untuk menciptakan rantai dukungan untuk menyusui yang mencakup sistem kesehatan, tempat kerja, dan komunitas di semua lapisan masyarakat.

Pentingnya Menyusui Bagi Ibu & Bayi

Menyusui adalah salah satu cara paling efektif untuk memastikan kesehatan dan kelangsungan hidup anak. Namun, hampir 2 dari 3 bayi tidak disusui secara eksklusif selama 6 bulan.

Menurut WHO, ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi. Aman, bersih dan mengandung antibodi yang membantu melindungi anak dari banyak penyakit umum.

ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi untuk bulan-bulan pertama kehidupannya, dan ASI terus menyediakan hingga setengah atau lebih dari kebutuhan nutrisi anak selama paruh kedua tahun pertama, dan hingga sepertiga selama tahun kedua.

Anak-anak yang disusui menunjukkan hasil lebih baik dalam tes kecerdasan, lebih kecil kemungkinannya untuk kelebihan berat badan atau obesitas dan kurang rentan terhadap diabetes di kemudian hari. Wanita yang menyusui juga memiliki penurunan risiko kanker payudara dan ovarium.

Pemasaran pengganti ASI yang tidak tepat terus melemahkan upaya untuk meningkatkan tingkat dan durasi menyusui di seluruh dunia.

WHO dan UNICEF merekomendasikan agar anak-anak mulai disusui satu jam pertama kelahiran dan secara eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan – artinya tidak ada makanan atau cairan lain yang diberikan, termasuk air.

Bayi harus disusui sesuai permintaan – yaitu sesering yang diinginkan anak, siang dan malam. Botol atau dot tidak boleh digunakan.

Sejak usia 6 bulan, anak harus mulai makan makanan pendamping ASI yang aman dan memadai sambil terus menyusui hingga 2 tahun dan seterusnya.

WHO secara aktif mempromosikan menyusui sebagai sumber nutrisi terbaik untuk bayi dan anak kecil, dan berupaya meningkatkan tingkat pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama hingga setidaknya 50% pada tahun 2025.

Baca juga artikel terkait HARI ASI SEDUNIA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra