tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan tanggal 8 April 2022 sebagai Hari Anak-Anak Balita Nasional. Pada hari ini, Kemenkes berharap orang tua dan para pengasuh anak akan fokus pada kesehatan balita.
Ada tiga masalah status gizi balita yang masih ditemukan di Indonesia, yaitu stunting, wasting,dan underweight. Apa pengertian masing-masing masalah kesehatan tersebut?
Menurut laman Kemenkes, stunting adalah masalah gizi yang menitikberatkan pada hasil pengukuran tinggi/panjang badan menurut umur antara sangat pendek dan pendek.
Balita pendek diakibatkan oleh keadaan yang berlangsung lama, maka ciri masalah gizi yang ditunjukkan oleh balita pendek adalah masalah gizi yang sifatnya kronis.
Sementara underweight merupakan masalah gizi yang menitikberatkan pada hasil penimbangan berat badan berdasarkan umur antara gizi buruk dan gizi kurang.
Wasting atau balita kurus ditandai dengan kurangnya berat badan menurut panjang/tinggi badan anak (BB/TB). Panjang badan digunakan untuk anak berumur kurang dari 24 bulan dan tinggi badan digunakan untuk anak berumur 24 bulan ke atas.
Balita kurus disebabkan karena kekurangan makan atau terkena penyakit infeksi yang terjadi dalam waktu yang singkat. Karakteristik masalah gizi yang ditunjukkan oleh balita kurus adalah masalah gizi akut.
Para orang tua diharapkan dapat memberikan rasa kasih sayang yang lebih terhadap buah hati pada hari anak-anak balita nasional.
Selain itu, gizi yang cukup juga perlu diperhatikan agar sang buah hati dapat tumbuh dengan sehat dan optimal. Jaga balita tetap sehat dengan cara:
1. Penuhi kebutuhan gizi seimbang sesuai usia;
2. Lakukan stimulasi perkembangan
3. Penuhi layanan kesehatannya, berikan imunisasi, vitamin A, dan obat cacing sesuai usia;
4. Pantau pertumbuhan dan perkembangannya secara teratur.
Pangan Gizi Seimbang untuk Anak
Salah satu cara memenuhi gizi anak adalah dengan memberikan pangan gizi seimbang, berdasarkan Permenkes nomor 41 tahun 2014, antara lain:
Bagi bayi: usia 0-24 bulan harus diberi ASI, bayi pada usia 6-9 bulan mulai diberi MP ASI berupa makanan lumat, pada usia 9-12 bulan diberi MPASI makanan lembek. Pada usia 12-24 bulan mulai diberi makanan keluarga.
Frekuensi makan bagi bayi per hari usia 6-9 bulan sebanyak 2-3 kali makanan lumat ditambah 1-2 kali makanan selingan ditambah ASI.
Jumlah setiap kali makan terdiri dari 2-3 sendok makan penuh setiap kali makan dan tingkatkan secara perlahan sampai setengah dari cangkir mangkok ukuran 250 ml tiap kali makan.
Pada usia 9-12 bulan diberi 3-4 kali makanan lembek + setengah kali makanan selingan ditambah ASI. Porsi makanan sebanyak setengah mangkuk ukuran 250 ml.
Selanjutnya untuk bayi usia 12-24 bulan sebanyak 3-4 kali makanan keluarga ditambah 1-2 kali makanan selingan plus ASI. Jumlah setiap kali makan sebanyak mangkuk ukuran 250 ml.
Editor: Addi M Idhom