tirto.id -
Harga minyak dunia turun pada Selasa, (29/3/2016) atau Rabu pagi WIB, akibat sentimen negatif yang muncul dari para analis pasca pengumuman kesepakatan antara Arab Saudi dan Kuwait.
Para analis menyatakan keraguannya tentang komitmen produsen-produsen utama dalam membatasi produksi, setelah adanya kesepakatan pada Selasa antara Arab Saudi dan Kuwait untuk melanjutkan kembali produksi minyak di lepas pantai Khafji.
“Tapi kedua belah pihak berencana untuk meningkatkan produksi "secara bertahap," kata Pejabat Menteri Perminyakan Kuwait Anas al-Saleh, seperti dikutip kantor berita Antara, Rabu, (30/3/2016).
Produksi di Khafji, yang menghasilkan lebih dari 300.000 barel per hari dan dioperasikan secara bersama oleh kedua negara, sebelumnya telah dihentikan pada Oktober 2014 terkait isu lingkungan.
Di sisi lain, para analis juga mempertanyakan kesepakatan Khafji yang bertentangan dengan janji Arab Saudi dan Kuwait terkait konsensus para produsen utama untuk menekan harga minyak dunia melalui pembatasan produksi.
Produsen-produsen utama minyak dunia telah menetapkan untuk bersidang di Qatar pada April untuk memperbarui komitmen mereka dalam pembatasan produksi minyak, terkait tren penurunan harga minyak yang terjadi saat ini.
Gary Cunningham, Manajer Riset Pasar di Tradition Energy, mengatakan bahkan jika kesepakatan antara produsen-produsen besar diberlakukan dan dihormati, "Anda masih akan memiliki kelebihan yang cukup."
Patokan harga minyak di AS, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, turun sebesar USD 1,11 menjadi USD 38,28 per barel di New York Mercantile Exchange.
Di sisi lain, untuk Patokan Eropa, minyak Brent North Sea untuk pengiriman Mei, turun sebesar USD 1,13 menjadi USD 39,14 per barel di perdagangan London.(ANT)