Menuju konten utama

Harga BBM Turun, YLKI Minta Pemerintah Pantau Harga Sembako

Yayasan Lembaga Komsumen Indonesia meminta pemerintah memantau harga sembilan kebutuhan bahan pokok di pengecer menyusul rencana penurunan harga bahan bakar minyak.

Harga BBM Turun, YLKI Minta Pemerintah Pantau Harga Sembako
Ketua Panja RUU Karantina Ibnu Multazam (kanan) bersama Ketua YLKI Tulus Abadi (kiri) menjawab pertanyaan wartawan dalam diskusi terkait RUU Karantina di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (1/3). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Yayasan Lembaga Komsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah memantau harga sembilan kebutuhan bahan pokok (sembako) di pengecer menyusul rencana penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan berlaku pada Jumat (1/4/2016) besok.

“Bila penurunan harga BBM tidak berpengaruh pada harga kebutuhan pokok, patut diduga ada perilaku nakal dari para pelaku pasar,” kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Menurut Tulus, harga komoditas bahan pangan bisa jadi tidak turun meskipun harga BBM diturunkan apabila ada praktik-praktik monopoli.

Tulus menambahkan, bisa saja ada pengecer yang memanfaatkan kenaikan harga BBM untuk menaikkan harga komoditas, tetapi tetap menjual dengan harga tinggi meskipun harga BBM sudah diturunkan. Hal ini, lanjut dia, tidak bisa dibiarkan. Karena itu, pemerintah harus memantau dan memberikan sanksi yang tegas.

“Pemerintah harus memberikan sanksi yang tegas bagi para pelaku pasar yang melakukan praktik monopoli maupun perilaku lainnya yang ditujukan untuk mempermainkan harga,” kata dia menambahkan.

Seperti diberitakan, pemerintah akan menurunkan harga BBM sebesar Rp500 per liter pada 1 April 2016. BBM yang akan mengalami penurunan harga adalah BBM jenis Premium dan Solar.

Rencana penurunan harga BBM itu juga diikuti oleh sektor transportasi. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan akan menurunkan tarif angkutan umum sebesar tiga persen. (ANT)

Baca juga artikel terkait HARGA BBM TURUN atau tulisan lainnya

Reporter: Abdul Aziz