Menuju konten utama

Harga Bawang Putih Naik, IKAPPI: Karena Pilpres dan Telat Impor

Mansuri menduga, keterlambatan itu disebabkan karena Capres petahana Joko Widodo tengah melakukan kampanye dan menjaga persepsi masyarakat terkait kebijakan impor.

Harga Bawang Putih Naik, IKAPPI: Karena Pilpres dan Telat Impor
Ilustrasi Bawang putih. FOTO/iStock

tirto.id - Jelang Lebaran kali ini, harga bawang putih di pasaran mencapai angka Rp60 ribu per kg. Padahal, menurut Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PHIPS), sepekan sebelumnya, harga bawang putih masih berada di kisaran Rp49.000 per kg.

Ketua DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri mengatakan, kenaikan harga yang cukup tinggi ini disebabkan karena pemerintah terlambat melakukan impor bawang putih.

Pasalnya, kata Mansuri, pemerintah baru memutuskan impor sehari setelah Pilpres berakhir. Padahal, seharusnya impor itu sudah dilakukan jauh sebelum Pilpres atau sekitar bulan Maret 2019.

Mansuri menduga keterlambatan itu disebabkan karena pemerintahan Joko Widodo yang juga menjadi calon petahana tengah melakukan kampanye dan menjaga persepsi masyarakat terkait kebijakan impor.

“Kami sudah ingatkan pemerintah sebulan lalu. Bawang putih naik konsisten Rp100-200 per kg per hari. Tapi pemerintah masih belum impor, masih kampanye,” ucap Mansuri saat dihubungi reporter Tirto pada Senin (7/5/2019).

Mansuri mengatakan, kenaikan harga bawang putih sudah terjadi dari berbulan-bulan sebelumnya. Pada 1 Maret 2019 masih berada di kisaran Rp26-29 ribu per kg. Namun, sebulan berikutnya, PHIPS menunjukkan angkanya sudah berada di kisaran Rp34.950 per kg.

Mansuri menuturkan tanda-tanda itu seharusnya sudah cukup bagi pemerintah untuk segera melakukan impor. Sebab, menurut dia, 95 persen kebutuhan bawang putih masih harus dipenuhi dari luar negeri dan sisanya oleh petani lokal.

“Salah satu faktornya ya itu impor bawang putih. Harusnya 1 bulan jelang puasa sudah diketahui. Ini menunjukkan pemerintah belum siap untuk Ramadan,” ucap Mansuri.

Sebelumnya, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santoso pernah menduga langkah pemerintah yang sempat menahan izin impor bawang putih terkait dengan Pilpres 2019.

Dia mencatat, semula Kemendag mengklaim rencana impor bawang putih batal, sebab stok bawang putih masih ada. Akan tetapi, sehari usai Pilpres 2019, Kemendag justru menerbitkan izin impor bawang putih.

Karena itu, ia mengaku tak heran dengan kenaikan harga bawang putih yang terjadi akhir-akhir ini.

“Sudah sebulan yang lalu [harga naik], kalau tidak hati-hati, harga bawang putih akan meledak," kata Dwi, pada 23 April 2019.

"Ini saya enggak habis pikir, hal yang mudah kok jadi rumit enggak karuan, kan jelas 100 persen kita impor [bawang putih],” Dwi menambahkan.

Baca juga artikel terkait HARGA BAWANG PUTIH atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto