Menuju konten utama

H-1 Pemilu AS, Hillary dan Trump Masih Minta Dukungan

Situasi memanas masih melingkupi dua kandidat presiden dalam pemilu AS, yakni Hillary Clinton dan Donald Trump. Persaingan ketat itu tampak saat kedua kandidat masih mencari dukungan pada H-1 pemilu AS

H-1 Pemilu AS, Hillary dan Trump Masih Minta Dukungan
Calon presiden Amerika Serikat Partai Demokrat Hillary Clinton (kanan) tertawa setelah mendengarkan lelucon calon presiden Partai Republik Donald Trump (kiri) dalam acara makan malam Yayasan Mengenang Alfred E. Smith di New York, Kamis (20/10). ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst.

tirto.id - Meski mendekati akhir, kampanye pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) hingga Senin (7/11/2016) waktu setempat masih memanas. Kondisi itu dimulai ketika kandidat Partai Republik Donald Trum menyebut kandidat Partai Demokrat Hillary Clinton palsu, sementara Clinton menuduhnya memecah belah negara. Sementara itu, jajak pendapat terbaru menunjukkan Hillary punya peluang besar untuk menang.

Hillary dan Trump bersaing ketat di beberapa negara bagian dalam upaya terakhir mereka untuk mendorong keluar dan menggunakan hak pilih mereka pada pemilihan umum AS, 8 November mendatang.

Dalam upaya terakhirnya, Hillary berusaha mendapat lebih banyak dukungan dari warga Latin, Afrika-Amerika dan orang-orang muda. Sementara itu, Trump berusaha memenangi dukungan dari pendukung Demokrat yang kecewa dan kelas menengah yang menurut dia dipinggirkan dalam pembangunan politik.

Proyek States of Nation Reuters/Ipsos States of the Nation memberi Clinton 90 persen peluang untuk mengalahkan Trump, melihatnya di jalur menang dalam pemungutan suara 303 Electoral College dari 270 yang dibutuhkan, sedang Trump diperkirakan hanya memenangi 235 di antaranya. "Survei menunjukkan persaingan ketat di Michigan, tempat Demokrat telah lama menang di sana, kedua kandidat berkampanye di sana," demikian dipaparkan.

Pennsylvania, negara bagian lain yang kaya suara, juga dianggap sebagai tempat potensial oleh kedua kubu menjelang akhir kampanye.

Seperti diberitakan Antara, Clinton mengadakan kampanye besar di Philadelphia pada Senin malam, menarik 33.000 orang untuk mendengarkan dia, Presiden Barack Obama, Michelle Obama, serta rocker Bruce Springsteen dan Jon Bon Jovi.

"Besok kita akan menghadapi ujian pada masa ini," kata Clinton kepada para pendukung, mengatakan mereka bisa memutuskan negara seperti apa yang ingin mereka diami. "Kami memilih untuk percaya pada Amerika yang penuh harapan, inklusif, dan berhati besar."

Obama, yang berkampanye sebelumnya untuk Clinton di Ann Harbor, Michigan, menegaskan tuduhan bahwa Trump "perangainya tidak layak menjadi panglima tertinggi," dan mengatakan Clinton punya pengalaman dan pencapaian. "Anda tidak bisa hanya memilih seseorang, Anda harus punya seseorang yang luar biasa untuk dipilih," kata Obama.

Sementara Trump memberi tahu pemilih pada kampanye petang hari di Manchester, New Hampshire, mereka menghadapi satu pernyataan di bilik pemungutan suara Selasa. "Apakah Anda ingin Amerika dikuasai oleh kelas politik korup atau Anda ingin Amerika dikuasai lagi oleh rakyat?" tanya dia. "Besok kelas pekerja Amerika akan membalas."

Baca juga artikel terkait PILPRES AS atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Politik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari