Menuju konten utama
Dampak Erupsi Gunung Semeru

Gunung Semeru Erupsi: Perjalanan KA Tak Terimbas Abu Vulkanis

Selain transportasi KA yang masih berjalan normal hingga pagi ini, operasional transportasi udara juga tidak terganggu akibat erupsi Gunung Semeru.

Gunung Semeru Erupsi: Perjalanan KA Tak Terimbas Abu Vulkanis
Rangkaian Kereta Api (KA) melintas di Kota Madiun, Jawa Timur, Senin (6/4/2020). ANTARA FOTO/Siswowidodo/hp.

tirto.id - PT Kereta Api Indonesia (Persero) menegaskan bahwa perjalanan Kereta Api (KA) dari dan ke Surabaya, Malang, Jember, dan Banyuwangi masih beroperasi normal dan tidak terganggu erupsi Gunung Semeru.

"Jarak pandang masinis masih baik dan tidak ada jalur KA yang terganggu akibat erupsi Gunung Semeru," jelas EVP Corporate Secretary PT KAI Asdo Artriviyanto menjawab Tirto melalui keterangan resmi Senin (6/12/2021).

Selain transportasi KA yang masih berjalan normal hingga pagi ini, operasional transportasi udara juga tidak terganggu akibat erupsi Gunung Semeru.

Dalam pemberitaan sebelumnya Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto memastikan tidak ada sebaran abu vulkanis di Bandar Udara Abdulrachman Saleh Malang dan sekitarnya pada Minggu (5/12/2021). Pasca-erupsi Gunung Semeru, seluruh penerbangan di Malang juga masih berjalan normal.

"Sebaran abu vulkanis mengarah ke selatan dan barat daya. Bandara Malang berjarak 3 KM dari area abu vulkanik dan hasil pengecekan di lapangan siang ini tidak terdapat abu vulkanis di lokasi," jelas dia kepada Tirto, Minggu (5/12/2021).

Karena dianggap aman, maka jadwal penerbangan sampai hari ini masih bisa beroperasi dengan normal.

"Operasional penerbangan tetap berjalan normal dan terus dilakukan monitoring intensif serta penyiapan langkah-langkah pengaturan operasional dan contingency sesuai ketentuan," jelas dia.

Baca juga artikel terkait DAMPAK ERUPSI GUNUNG SEMERU atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari