tirto.id - Gunung Gunung Ile ApeatauIli Lewotolok yang terletak di Kabupaten/Kota Lembata, Nusa Tenggara Timur teramati mengeluarkan asap kawah utama berwarna kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 1400-2000 meter dari puncak gunung pada periode pengamatan Senin (30/11/2020) pukul 00:00 hingg 06:00 WITA.
Menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui laman Magma Indonesia menginformasikan bahwa Gunung Ili mengalami peningkatan aktivitas pada Minggu (29/11/2020).
Sebelumnya, pada 7 Oktober 2017 tingkat aktivitas G. Ili Lewotolok (1.018 m dpl) dinaikkan dari Normal (Level I) menjadi Waspada (Level II) yang dilatarbelakangi oleh adanya peningkatan kegempaan terutama gempa tektonik lokal (TL), vulkanik dalam (VA), dan vulkanik dangkal (VB) sejak pertengahan September 2017.
Pada 26 November 2020 sekitar jam 19.43 terekam gempa tremor tidak menerus pada seismometer dan pada 27 November 2020 pukul 05:57 WITA terjadi erupsi.
Aktivitas kegempaan pasca erupsi sempat mengalami sedikit penurunan namun pada 29 November 2020 mulai pukul 00:00-06:00 WITA kegempaan yang mengindikasikan adanya suplai magma dari kedalaman kembali meningkat yaitu berupa 6 kali gempa vulkanik dalam (VA).
Selain itu juga terjadi tremor menerus yang muncul mulai sekitar 15 menit sebelum erupsi terjadi pada 29 November 2020 pukul 09:45 WITA.
Aktivitas Gunung Ili Lewotolok Terkini
Periode pengamatan
Senin (30/11/2020) pukul 00:00 hingga 06:00 WITA
Lokasi Gunung Ili Lewotolok
Secara geografis, Gunung Ili Lewotolok berada pada koordinat 08°16'15" LS dan 123°30'18" BT (1423 mdpl).
Secara administratif terdapat di wilayah Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Gunungapi Ili Lewotolok diamati secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan yang terdapat di Desa Laranwutun, Kecamatan Ili Ape, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Pengamatan visual
Gunung api terlihat jelas hingga tertutup Kabut 0-I. Teramati asap kawah utama berwarna kelabu dengan intensitas tebal tinggi sekitar 1400-2000 meter dari puncak. Cuaca cerah, angin lemah ke arah barat.
Klimatologi
Cuaca cerah, angin lemah ke arah barat. Suhu udara sekitar 25.3°C.
Kegempaan
Terjadi 7 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 20-30 mm, dan lama gempa 110-189 detik.
Terjadi 25 kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 14-35 mm, S-P 0.5-1 detik dan lama gempa 8-30 detik.
Terjadi 1 kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 3-13 mm, dominan 6 mm.
Hasil analisis PVMBG
Gunung Api Ili Lewotolok mengalami erupsi pertama pada 27 November 2020 pukul 05:57 WITA dengan tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam tinggi 500 meter di atas puncak (± 1.923 meter di atas permukaan laut) dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 34 mm dengan durasi erupsi tidak teramati jelas karena diikuti tremor menerus.
Erupsi kedua terjadi pada 29 November 2020 pukul 09:45 WITA dengan tinggi kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam tinggi 4000 meter di atas puncak (± 5.423 meter di atas permukaan laut) dengan intensitas tebal condong ke arah barat di kolom bagian bawah dan ke arah timur di kolom bagian atas.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 35 mm dengan durasi erupsi 10 menit dan diikuti tremor menerus.
Data pemantauan tersebut mengindikasikan bahwa aktivitas Gunung Ili Lewotolok masih tinggi dan berpotensi untuk mengalami erupsi susulan.
Potensi bahaya
Potensi bahaya Gunung Ili Lewotolok saat ini dapat berupa lontaran batu/lava pijar ke segala arah, hujan abu lebat yang penyebarannya bergantung arah dan kecepatan angin, awan panas utamanya ke arah bukaan kawah (tenggara), longsoran material lapuk yang berada di kawah puncak ke arah tenggara, maupun aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Ili Lewotolok terutama pada musim hujan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis secara menyeluruh maka pada 29 November 2020 pukul 13:00 WITA tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok dinaikkan dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga).
Rekomendasi PVMBG
1. Dalam tingkat aktivitas Siaga (Level III), masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 4 km dari kawah puncak.
2. Mengingat potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan akut (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
3. Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ili Lewotolok maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar terutama di musim hujan.
4. Seluruh masyarakat maupun instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan status maupun rekomendasi Gunung Ili Lewotolok setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia yang dapat diakses melalui website https://magma.esdm.go.id atau melalui aplikasi Android MAGMA Indonesia yang dapat diunduh di Google Play. Para pemangku kepentingan di sektor penerbangan dapat mengakses fitur VONA (Volcano Observatory Notice for Aviation).
5. Seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di Pulau Lembata, tidak menyebarkan narasi bohong (hoax) dan tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ili Lewotolok yang tidak jelas sumbernya.
6. Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi dan Kabupaten agar senantiasa berkoordinasi dengan Pos PGA Ili Lewotolok di Desa Laranwutun, Kecamatan Ili Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung
Editor: Agung DH