Menuju konten utama

Gunung Agung Meletus, Forum IMF-Bank Dunia 2018 Tetap di Bali

Kemunculan letusan berjenis freatik pada hari ini (21/11/2017) tidak mengubah rencana penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali.

Gunung Agung Meletus, Forum IMF-Bank Dunia 2018 Tetap di Bali
Erupsi Freatik Gunung Agung sejak jam 17:02 WITA. (21/11/2017). twitter/ BNPB_Indonesia

tirto.id - Gunung Agung di Bali mengeluarkan letusan jenis freatik pada Selasa sore, 21 November 2017. Meskipun demikian kemunculan aktivitas terbaru gunung api tersebut belum mengubah rencana penyelenggaraan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank (Bank Dunia) di Bali pada 2018.

Kepala Satuan Tugas Pertemuan Tahunan IMF - World Bank 2018, Peter Jacobs mengatakan Bali tetap menjadi pilihan utama untuk lokasi forum ekonomi tingkat dunia itu karena aktivitas Gunung Agung belum menunjukkan tanda-tanda membahayakan.

"Untuk saat ini aktivitas gunung Agung sudah kembali normal bahkan statusnya juga sudah turun (dari semula Awas menjadi Siaga), oleh karena itu pelaksanaannya tetap dilaksanakan di Bali," kata Peter kepada wartawan di Jakarta, pada Selasa (21/11/2017) seperti dikutip Antara. Peter menyampaikan hal itu kepada 580 wartawan dari 34 provinsi di Indonesia yang mengikuti pelatihan wartawan daerah Bank Indonesia, yang digelar selama 20 - 22 November 2017.

Dia menegaskan hingga sekarang belum ada perubahan dari rencana awal mengenai penyelenggaraan forum itu, termasuk penunjukkan Bali sebagai tuan rumah acara tersebut. Apalagi, dia mengimbuhkan, persiapan Bali sebagai tuan rumah juga sudah banyak dilakukan.

Misalnya, pembangunan Underpass Bandara Ngurah Rai, Kuta, Bali. Selain itu, persiapan hotel-hotel yang akan menjadi tempat menginap para delegasi di forum IMF-Bank Dunia 2018 itu juga selama ini telah berlangsung.

"Saya baru dari Bali sudah melihat semuanya. Saat ini sudah banyak pembangunan dan persiapan," ujar Peter.

Dia juga berharap pemerintah Indonesia benar-benar memanfaatkan pertemuan tahunan itu untuk menarik banyak investor dari luar negeri untuk menanamkan modalnya di dalam negeri. Peter mencatat pertemuan itu akan menghadirkan investor dari seluruh dunia serta menteri keuangan dan kepala bank sentral dari 189 negara di dunia.

Letusan Hari Ini Tak Naikkan Status Gunung Agung

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB (Badan Nasisonal Penanggulangan Bencana), Sutopo Purwo Nugroho, pada Selasa malam, juga merilis pernyataan bahwa letusan jenis freatik yang muncul di hari ini tidak membuat status Gunung Agung, yang saat ini masih Siaga (level 3) ke status Awas (level 4 atau paling bahaya).

“Tidak ada peningkatan status,” kata dia dalam pernyatan resmi tertulisnya. “Masyarakat diimbau tenang. Jangan panik dan terpancing isu menyesatkan.”

Rekomendasi kawasan bahaya, kata Sutopo, juga tetap radius 6-7,5 km dari puncak kawah. Sementara data jumlah pengungsi Gunung Agung hingga hari ini masih ada 29.245 jiwa di 278 titik pengungsian.

Menurut Sutopo, letusan jenis freatik, yang ditandai dengan keluarnya asap kelabu tebal dengan tekanan sedang maksimum 700 meter dari puncak Gunung Agung, itu terjadi akibat adanya uap air bertekanan tinggi. Uap air itu terbentuk akibat pemanasan air di dalam kawah sebab mengalami kontak langsung dengan magma.

Ia menjelaskan letusan gunung api berjenis freatik sulit diprediksi karena bisa terjadi tiba-tiba dan seringkali tidak ada tanda-tanda adanya peningkatan kegempaan. Beberapa kali gunungapi di Indonesia juga tercatat mengalami letusan freatik saat statusnya Waspada (level 2) atau di tengah kondisi aman.

Karena itu, Sutopo menegaskan kemunculan letusan jenis freatik di Gunung Agung pada hari ini bukan sesuatu yang aneh meski terjadi saat status gunung api itu masih siaga. Biasanya, dampak letusan jenis Freatik adalah kemunculan hujan abu, pasir atau kerikil di sekitar gunung api.

“Namun letusan freatik bisa juga menjadi peristiwa yang mengawali episode letusan sebuah Gunung Api,” ujar Sutopo.

Sebagai contoh, letusan freatik di Gunung Sinabung, pada 2010 hingga awal 2013, menjadi pendahulu dari letusan magmatik yang terjadi setelahnya. Letusan magmatik adalah letusan yang disebabkan oleh magma dalam gunung api.

Letusan freatik Gunung Sinabung itu, dalam catatan BNPB, berlangsung lama sebelum diikuti letusan magmatik yang berlangsung akhir 2013 hingga sekarang. Letusan magmatik ada tanda-tandanya, terukur dan bisa dipelajari.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG BALI atau tulisan lainnya dari Addi M Idhom

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Addi M Idhom
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom