tirto.id - Peristiwa alam yang belum pernah terjadi sepanjang musim haji kali ini adalah mendung dan hujan. Sejak pertama kali mendaratkan kaki di Tanah Suci, jemaah langsung disambut panas ekstrem dengan rata-rata suhu di atas 42 derajat celcius.
Ini sampai puncak haji, wukuf di Arafah kemarin, 09 Zulhijjah 1445 atau Sabtu (15/6/2024). Saat itu, suhu teramat panas antara 43 derajat pada puncak siangnya. Setelah itu malam harinya jemaah bergeser untuk mabit di Muzdalifah, lalu ada yang langsung murur ke Mina.
Di Mina, jemaah menjalani ibadah lempar jumrah aqabah di tengah suhu yang relatif sama, di atas 40 derajat pada 10 Zulhijah/16 Juni. Lalu hari kedua lempar jumrah Ula, Wustha dan Aqabah, 11 Zulhijah/17 Juni yang gelombangnya di mulai dini hari tadi, juga suhu masih sama hingga siang hari.
Namun selepas Ashar, pukul 16.00 WAS (Waktu Arab Saudi) tiba-tiba guntur menggelegar, bersahutan di langit Makkah. Tak berselang lama, gerimis pun turun. Anggota grup-grup WhatsApp petugas haji segera banyak yang melaporkan di pos masing-masing.
"Alhamdulillah gerimis," kata seorang petugas haji bernama Chandra yang kemudian membagikan video suasana mendung dan hujan di Jalan King Fadh penghubung kawasan Syisya dan Mina, Senin (17/06/2024).
Petugas lain segera menimpali, "Hujan sudah, Alhamdulillah.. " kata Mauluddin Lubis.
Petugas lain pun berdoa turun hujan, "Allohumma Shoyyiban Naafi'an... "
Selain foto, video pun banyak dibagikan oleh petugas lain. Grup-grup petugas dan jemaah pun gaduh membagikan fenomena yang jarang terjadi ini. Mulai foto, video derasnya hujan juga banyak dibagikan di puncak haji yang kebetulan bertepatan dengan Idul Adha kali ini.
Di Channel Televisi Mekkah yang setiap hari menyiarkan prosesi ibadah di Masjidil Haram juga nampak aktivitas jemaah haji masih berlanjut meski di tengah guyuran hujan cukup deras. Para jemaah yang banyak mengambil ibadah Tawaf nampak basah dan tersenyum dengan turunnya hujan kali ini.
Sebelumnya, pada hari kedua ini para jemaah haji melakukan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari Tasyrik. Sempat muncul imbauan agar jemaah melempar jumrah sore hari mengingat cuaca ekstrem hari ini.
Kemudian muncul pula imbauan agar jemaah risti (beresiko tinggi) dan lansia agar melempar jumrahnya dibadalkan. Imbauan ini disampaikan Kepala Daerah Kerja Makkah yang juga Ketua Satuan Tugas Mina, Khalilurrahman, Senin (17/06/2024).
“Jemaah haji dengan risiko tinggi (risti), lanjut usia, disabilitas, serta jemaah yang sedang kurang sehat dan mengalami kelelahan diimbau untuk mengurangi aktifitas di luar tenda Mina,” katanya.
Menurut Khalilurrahman, suhu di Mina juga sangat panas, di atas 40 derajat Celsius. Sementara perjalanan dari tenda Mina ke Jamarat juga lumayan jauh, jaraknya sekitar 4 kilometer untuk sekali jalan.
“Jemaah dapat mewakilkan / membadalkan pelaksanaan lempar jumrah kepada jemaah lain atau petugas,” sambungnya.
Imbauan juga disampaikan Staf Khusus bidang Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo. Ia meminta jemaah haji Indonesia tidak melontar jumrah sebelum pukul 16.00 atau empat sore.
"Merujuk pada imbauan Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, kami meminta jemaah untuk tidak melontar jumrah sebelum pukul 16.00 waktu Arab Saudi," katanya.
Ia mengungkapkan, imbauan ini dikeluarkan mengingat suhu yang tinggi serta untuk menghindari tekanan panas bagi jemaah.
"Di Mina saat ini suhunya mencapai 45 derajat. Ini harus jadi perhatian para jemaah untuk menghindari heatstroke," ungkap Wibowo.
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Anggun P Situmorang