Menuju konten utama

Gubernur Bali Persilakan Pengungsi Gunung Agung Pulang

Sehari usai penurunan status Gunung Agung, dari awas menjadi siaga, para pengungsi dipersilakan pulang ke rumah. Tapi, dia menyatakan imbauan itu tidak bersifat memaksa.

Gubernur Bali Persilakan Pengungsi Gunung Agung Pulang
Aktivitas Gunung Agung yang dipantau dari posko pemantauan gunung di Desa Rendang, Karangasem, Bali, Minggu (29/10/2017). ANTARA FOTO/Wira Suryantala.

tirto.id - Setelah status Gunung Agung turun dari Awas menjadi siaga pada Minggu kemarin, Gubernur Bali I Made Mangku Pastika mempersilakan para pengungsi kembali ke rumah masing-masing.

"Kalau mau pulang silakan, kalau sudah senang di situ (di pengungsian) tidak apa-apa. Nggak mungkin kami paksa. Zaman sekarang enggak ada main paksa," kata Pastika di Denpasar, Bali pada Senin (30/10/2017) seperti dikutip Antara.

Dia menyatakan, jika pengungsi masih mau bertahan di pengungsian, sepanjang masih ada persediaan logistiknya, tetap akan diizinkan.

"Hanya kami sendiri merasa kalau itu tidak pulang, kasihan mereka enggak bisa kerja. Hidup di pengungsian itu bukan hidup yang normal, enggak enak," ujarnya.

Pastika menegaskan, pemerintah daerah di Bali tidak akan melakukan langkah pemaksaan kepada warga, kecuali jika warga tetap bersikukuh tinggal di wilayah kawasan rawan bencana saat erupsi benar-benar terjadi.

"Kami enggak mau rakyat kita mati konyol," ujarnya.

Pastika juga membantah isu yang menyatakan bahwa pemerintah khawatir kerugian bertambah besar jika pengungsi tinggal berlama-lama di tempat pengungsian.

"Tidak ada yang takut rugi, memang yang rugi siapa? Tidak ada yang takut rugi, emangnya dagang? Nggak ada yang rugi kok," kata dia.

Dalam kondisi ancaman bencana seperti ini, menurut Pastika, tidak ada keuntungan maupun kerugian. "Namanya rakyat, harus kami bantu. Itulah kewajiban pemerintah, mengurus rakyat dengan sebaik-baiknya," kata dia.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menurunkan status Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Bali dari level IV (Awas) menjadi level III (Siaga) pada 29 Oktober 2017, pukul 16.00 Wita.

"Perubahan status berdasarkan hasil pengamatan yang ada dan aktivitas kegempaan menurun cukup drastis selama sembilan hari terakhir. Selain itu, manifestasi permukaan (kawah) juga begitu yakni asap mulai berkurang berdasarkan hasil verifikasi drone," kata Kepala PVMBG Kasbani, di Pos Pengamatan Gunung Agung, Karangasem, pada Minggu kemarin.

Berdasar data PVMBG per Minggu kemarin, Asap kawah putih tebal bertekanan lemah mencapai ketinggian sekitar 50-300 meter di atas puncak Gunung Agung. Asap tertinggi sekitar 1500 m di atas puncak terjadi pada 7 Oktober 2017, pukul 20:30 WITA. Rekaman seismograf pada 29 Oktober 2017 mencatat, ada 2 kali Gempa Tremor Non Harmonik, 44 kali Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 63 kali Gempa Vulkanik Dalam (VA), 5 kali gempa Tektonik Lokal (TL) dan 1 kali gempa Terasa.

Pengungsi yang sebelumnya berjumlah total 133.457 jiwa yang tersebar di 385 titik, sebagian besar boleh pulang apabila tempat tinggal mereka di luar radius 6 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung dan 7,5 kilometer perluasan sektoral ke arah utara-timur laut, tenggara-selatan-barat daya.

Batas Zona Perkiraan Bahaya ini sifatnya dinamis dan akan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling aktual.

Baca juga artikel terkait GUNUNG AGUNG BALI

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: antara
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom