tirto.id - Penyedia layanan ride sharing, Go-Jek telah melakukan ekspansi ke sejumlah negara ASEAN seperti Thailand, Singapura, dan Vietnam. Di Singapura misalnya, Go-Jek beroperasi sesuai mereknya di Indonesia hanya berbeda dalam penulisan “Gojek”. Di Thailand dan Vietnam, perusahaan itu mengusung nama “Get” dan “Go-Viet”.
Kendati demikian, Head of Ecosystem Expansion of Go-Pay, Edwin Ariono mengatakan Go-Pay belum akan mengikuti langkah induk usahanya. Pasalnya, fokus pengembangan akan dilakukan di dalam negeri terlebih dahulu.
“Go-Pay belum masuk ya [ke negara sasaran ekspansi Go-Jek]. Masih di Indonesia dulu,” ucap Edwin pada Rabu (23/1/2019) saat ditemui di Kantor Walikota Jakarta Utara.
Edwin menjelaskan saat ini lini bisnis pembayaran non-tunai itu sedang menggarap ekspansi dalam negeri. Terutama pada kantin sekolah dan universitas.
Mengenai sistem pembayaran di negara tujuan ekspansi, Edwin mengatakan saat ini masih ada metode alternatif yang dapat digunakan ketimbang Go-Pay seperti di Indonesia. Di Singapura misalnya, Edwin menuturkan sistem pembayaran Go-Jek dilakukan dengan kerjasama Bank DBS.
“Di Singapura belum masuk juga ya. Mereka masih pakai pembayaran via DBS,” ucap Edwin.
Ketika ditanya kabar penetrasi Go-Pay ke Filipina bersamaan dengan rencana Go-Jek merambah bisnis ride-sharing, Edwin belum mau berkomentar. Ia mengatakan belum mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai hal itu.
Walaupun demikian, pada 18 Januari 2019 lalu Go-Jek telah mengakuisisi perusahaan fintech asal Filipina, Coins.ph yang bergerak dalam dompet elektronik. Nadiem Makarim pun berharap nantinya perusahaan fintech Filipina itu dapat berkolaborasi dengan Go-Pay.
Sebelumnya, di Singapura, Go-Jek baru mengoperasikan layanan ride-sharing untuk roda empat atau Go-Car. Sementara itu, di Vietnam dan Thailand, Go-Viet dan Get telah menyediakan layanan ride-sharing roda dua dan pengiriman paket.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Maya Saputri