tirto.id - Direktur Eksekutif Pusat Studi Demokrasi dan Partai Politik Dedi Kurnia Syah Putra mengatakan, bukan perkara sulit Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden Joko Widodo, memenangi Pilkada Solo. Namun, persoalan lainnya yang jadi hambatan yaitu terkait etika penyelenggara negara.
"Harus lihat etikanya juga. Apakah Jokowi akan memanfaatkan posisi untuk mengintervensi proses demokrasi dalam helatan Pilkada atau tidak," terang dia, kepada wartawan, Minggu (28/7/2019).
Namun, kata Dedi, bukan perkara sulit anak Jokowi bisa menang.
"Harus ada riset opini publik untuk membaca potensi keduanya, tetapi melihat keberadaan Jokowi sebagai presiden, bukan perkara sulit untuk membuat instrumen kemenangan," kata dia.
Tak hanya itu, ia melihat karakter Jokowi saat Pilpres. Dedi mengatakan, Jokowi bukan tipe yang membatasi diri sebagai presiden, bisa saja Jokowi melakukan dukungan jika memang Gibran benar mencalonkan diri.
"Rasanya Jokowi bukan tipe yg bisa membatasi diri sebagai presiden atau capres. Bisa saja itu ia ulang jika memang kedua putranya mencalonkan. Jokowi akan kesulitan memisahkan diri sebagai presiden atau sebagai ayah. Dan ini sisi kelam demokrasi elektoral kita saat ini," ujar dia.
Gibran masuk bursa potensial bakal calon Walkot Solo setelah survei Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta menempatkannya salah satu subjek penelitian.
Beberapa waktu lalu, Unisri Surakarta merilis hasil surveinya terkait bursa calon Wali Kota Solo. Gibran dan Kaesang masuk dalam riset ini bersaing dengan Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo dan Ketua DPRD Surakarta Teguh Prakosa.
Berdasar riset Unisri terkait elektabilitas, Achmad Purnomo mendapatkan 38 persen, Gibran mendapatkan 13 persen, Teguh Prakosa mendapatkan 11 persen. Sedangkan Kaesang hanya 1 persen.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali