tirto.id - Indonesia akan mengalami Gerhana Bulan Total pada 8 November 2022. Gerhana bulan adalah fenomena astronomis ketika sebagian maupun seluruh permukaan Bulan yang menghadap Bumi memasuki bayangan Bumi.
Bayangan Bumi dibagi menjadi dua: umbra (bayangan inti) dan penumbra (bayangan semu). Sementara itu, Gerhana Bulan dibagi menjadi tiga: Gerhana Bulan Penumbra, Gerhana Bulan Sebagian/Parsial dan Gerhana Bulan Total.
Gerhana yang akan terjadi sebentar lagi adalah Gerhana Bulan Total, yakni fenomena astronomis ketika Bulan, Bumi dan Matahari berada pada satu garis lurus dan Bulan masuk seluruhnya ke dalam umbra Bumi, sehingga tidak ada sinar Matahari yang dapat dipantulkan ke permukaan Bulan.
Apa Itu Gerhana Bulan Total 8 November 2022?
Gerhana Bulan Total cenderung berwarna kemerahan disebabkan oleh hamburan Rayleigh, yakni pembiasan sinar Matahari secara selektif oleh atmosfer Bumi.
Gerhana Bulan Total dapat berwarna jingga kemerahan disebabkan oleh debu dan kualitas udara yang buruk pada lokasi pengamatan. Sementara itu, Gerhana Bulan Total dapat berwarna merah kusam hingga kecoklatan jika kualitas udara di lokasi pengamatan bersih dari debu.
Pada umumnya gerhana Bulan berpasangan dengan gerhana Matahari. Jika terjadi gerhana Matahari sebagian, maka gerhana Bulan yang akan terjadi adalah gerhana Bulan total. Jika terjadi gerhana Matahari total, cincin atau hibrida, maka gerhana Bulan yang akan terjadi adalah gerhana Bulan sebagian maupun penumbra.
Gerhana Bulan dapat terjadi 5-6 bulan berikutnya seperti gerhana Matahari. Gerhana Bulan pertama di tahun 2022 terjadi pada 16 Mei dan dapat disaksikan di benua Amerika, Eropa dan Afrika. Gerhana Bulan kali ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dan tidak dapat terlihat di Eropa dan Afrika.
Jam Berapa Gerhana Bulan Total 8 November 2022?
Gerhana Bulan Total memiliki tiga durasi, yakni durasi penumbra selama 5 jam 53 menit 51 detik, durasi parsial selama 3 jam 39 menit 50 detik dan durasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik.
Puncak Gerhana Bulan Total akan terjadi pada 8 November 2022 pukul 17.59.12 WIB.
Gerhana kali ini hanya dapat disaksikan di Benua Amerika, Islandia, Norwegia bagian Utara, Swedia bagian Utara, Finlandia, Rusia, Iran, Oman, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru dan Oseania. Gerhana ini dapat disaksikan di Indonesia dengan perincian sebagai berikut:
Kontak Gerhana | Waktu | Wilayah yang dapat teramati |
Awal Penumbra (P1) | 15.02.20 WIB / 16.02.20 WITA / 17.02.20 WIT | TIDAK DAPAT TERAMATIdi seluruh Indonesia |
Awal Sebagian (U1) | 16.09.15 WIB / 17.09.15 WITA / 18.09.15 WIT | Papua, Papua Barat, P. Seram, P. Halmahera, Kep. Aru, Kep. Kai, Kep. Tanimbar |
Awal Total (U2) | 17.16.42 WIB / 18.16.42 WITA / 19.16.42 WIT | Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kapuas Hulu |
Puncak Gerhana | 17.59.12 WIB / 18.59.12 WITA / 19.59.12 WIT | Seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu |
Akhir Total (U3) | 18.41.40 WIB / 19.41.40 WITA / 20.41.40 WIB | DAPAT TERAMATIdi seluruh Indonesia |
Akhir Sebagian (U4) | 19.49.06 WIB / 20.49.06 WITA / 21.49.06 WIT | DAPAT TERAMATISeluruh Indonesia |
Akhir Penumbra (P4) | 20.56.11 WIB / 21.56.11 WITA / 22.56.11 WIT | DAPAT TERAMATIdi seluruh Indonesia |
Gerhana kali ini bertepatan dengan purnama astronomis nisfu Rabiul Akhir 1444 H yang terjadi pada pukul 18.02.08 WIB / 19.02.08 WITA / 20.02.08 WIT.
Secara umum, seluruh Indonesia tidak mengawali gerhana Bulan dari kontak awal penumbra, melainkan kontak awal sebagian untuk wilayah Indonesia bagian timur, awal total untuk sebagian Kalimantan dan puncak gerhana untuk sebagian Sumatera.
Fase tetap dapat disaksikan masyarakat Indonesia bagian timur setelah Bulan terbit di arah timur laut. Setelah kontak akhir sebagian berlalu, seluruh Indonesia dapat menyaksikan fase penumbra akhir.
Gerhana Bulan Total dapat disaksikan tanpa menggunakan alat bantu optik apapun. Gerhana Bulan Penumbra akan lebih buram dan redup dibandingkan dengan Bulan Purnama pada umumnya. Hal ini akan terlihat jelas ketika diamati melalui kamera DSLR, kamera ponsel mode pakar, maupun kamera CCD.
Editor: Addi M Idhom