tirto.id - Gempa dengan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Majene dan terasa hingga Mamuju, Jumat (15/1/2021) pukul 02.28 WITA.
Gempa yang dirasakan di Mamuju ini berpusat enam kilometer timur laut Kabupaten Majene 2.98 LS-118.94 BT pada kedalaman 10 kilometer, juga merusak gedung rumah sakit di Mamuju.
Ria, salah seorang warga yang tinggal di Mamuju mengatakan, akibat gempa yang mengguncang daerahnya dini hari tadi, rumah orang tuanya rubuh dan ia terpaksa mengungsi sementara.
"Alhamdulillah selamat, cuman rumah orang tua hancur dan sekarang kami masih mengungsi di ketinggian (lokasi yang lebih tinggi)," ujarnya saat dihubungi redaksi Tirto.
Sementara itu, menurut data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BNPB kurang lebih 15.000 orang terpaksa mengungsi akibat gempa Majene yang terasa hingga Mamuju.
Dampak Gempa Majene Hingga Mamuju
Berikut data sementara dampak gempa menurut Pusdalops PB BNPB yang diterima redaksi Tirto, hingga Jumat (15/1/2021) pukul 11:40 WIB.
Korban Jiwa
Kabupaten Majene:
• 8 orang meninggal
• Kurang lebih 637 orang luka-luka
• Kurang lebih 15.000 orang mengungsi
• 10 titik pengungsian Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang, Desa Limbua di Kecamatan Ulumanda dan Kecamatan Malunda dan Kecamatan Sendana
Kerugian Materil
Kabupaten Mamuju:
• Hotel Maleo rusak berat
• Kantor Gubernur Sulbar rusak berat
• Rumah warga rusak (pendataan)
• RSUD Mamuju rusak berat
• 1 unit Minimarket rusak berat
• Jaringan listrik padam
• Komunikasi Selular terputus-putus/tidak stabil
Kabupaten Majene:
• Longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus)
• 300 unit rumah rusak (pendataan)
• 1 unit Puskesmas rusak berat
• 1 Kantor Danramil Malunda rusak berat
• Jaringan listrik padam
• Komunikasi Selular terputus-putus/tidak stabil
BMKG: 47 kali gempa guncang Sulawesi Barat sejak Kamis (14/1/2021)
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menyebutkan sejak Kamis (14/1/2021) hingga Jumat pagi telah terjadi 47 kali gempa bumi dan dua di antaranya telah merusak bangunan.
"Gempa tektonik terjadi sebanyak 47 kali di wilayah Sulawesi Barat dan sekitarnya," ujar Staf Pusat Gempa Regional IV Makassar Syarifuddin di Makassar, Sulawesi Selatan, seperti dilansir Antara.
Menurutnya gempa yang terjadi pada Kamis (14/1/2021) hingga pukul 23.00 WITA, terjadi 28 kali gempa dengan magnitudo terkecil 2 Skala Richter (SR) hingga yang terbesar dan membuat kerusakan, yakni di atas 6 SR.
Syarifuddin menjelaskan, gempa bumi dengan magnitudo terendah, yakni di bawah dua Skala Richter (SR) terjadi sebanyak sembilan kali.
Kemudian gempa antara 3 hingga di bawah 4 SR itu terjadi sebanyak 13 kali dan gempa dengan 4 hingga 5 SR terjadi sebanyak 3 kali. Sementara gempa dengan kekuatan 5 hingga di bawah 6 terjadi 2 kali serta gempa yang berkekuatan 6 SR terjadi satu kali.
Menurutnya 28 kali gempa itu terjadi sejak Kamis (14/1/2021) hingga pukul 23.00 WITA. Kemudian 19 kali lainnya merupakan gempa susulan sejak gempa besar terjadi pada Jumat (15/1/2021) dini hari.
"Setelah gempa yang merusak itu telah terjadi 19 kali gempa atau dari Jumat dini hari hingga pagi harinya," katanya.
Editor: Agung DH