tirto.id - Gempa bumi berkekuatan 4,7 skala Richter (SR) yang mengguncang Aceh Singkil pada Sabtu (26/1/2019) pukul 23.36 WIB merupakan gempa dangkal yang tidak memicu tsunami. Hal itu disampaikan Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan.
"Meski terjadi di laut, tapi hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," terang Kepala BBMKG Wilayah I Medan, Edison Kurniawan dalam siaran persnya diterima di Banda Aceh, Minggu (27/1/2019).
Edison menerangkan, titik episenter terletak di koordinat 2.04 Lintang Utara dan 97.86 Bujur Timur pada jarak 35 kilometer (km) arah Barat Daya Kabupaten Aceh Singkil dengan kedalaman 10 km.
Gempa yang terjadi kali ini merupakan jenis shallow crustal earthquake atau gempa kerak dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia.
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan bisa dirasakan oleh masyarakat setempat di Aceh Singkil, dan Gunung Sitoli, Nias, Provinsi Sumatera Utara antara II-III skala Modified Mercalli Intensity (MMI).
"Hingga pukul 00.23 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas aftershock [gempa bumi susulan]," katanya.
Aceh merupakan salah satu provinsi dengan intensitas gempa yang tinggi di Indonesia, karena berada di bentangan Patahan Semangko atau Sesar Sumatera, yakni patahan gempa sepanjang 1.900 kilometer terbentang dari Aceh hingga Teluk Semangko di Provinsi Lampung.
Aceh juga berada di dekat pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia.
"Kepada masyarakat kami imbau agar tetap tenang, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tegas Edison.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Maya Saputri