tirto.id - Rabies adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus dan menyerang sistem saraf pusat.
Menurut AVMA, virus rabies ini disekresikan dalam saliva dan ditularkan ke manusia atau hewan melalui gigitan hewan yang terinfeksi. Selain itu, penularannya juga bisa terjadi melalui air liur hewan yang terinfeksi dan bersentuhan dengan luka terbuka pada kulit, mata, hidung, atau mulut seseorang atau hewan.
Semua hewan jenis mamalia dapat terinfeksi dan menularkan rabies, seperti anjing, kucing ataupun kera. Pada sebagian besar kasus, rabies juga bisa terjadi atau ditularkan oleh hewan liar, seperti sigung, rakun, kelelawar, anjing hutan (coyote), dan rubah.
Gejala Rabies pada Hewan
Melansir WHO, hewan yang terinfeksi rabies akan mengembangkan berbagai gejala non spesifik, seperti:
1. Biasanya hewan yang terinfeksi akan berhenti makan dan minum atau nafsu makannya akan menurun.
2. Hewan yang terinfeksi akan menarik diri dari keramaian dan lebih sering bersembunyi.
3. Hewan akan tampak lesu.
4. Hewan akan mengalami demam.
5. Mungkin hewan ini akan muntah-muntah.
6. Hewan yang terinfeksi mungkin juga akan mengalami anoreksia.
7. Hewan terinfeksi tersebut akan menjadi ganas atau mulai menunjukkan tanda-tanda kelumpuhan.
Tanda-tanda klinis yang muncul di antaranya adalah:
8. Disfungsi saraf otak dan kranial.
9. Ataksia.
10. Kelemahan atau tidak bertenaga.
11. Kelumpuhan.
12. Kejang.
13. Kesulitan bernapas.
14. Kesulitan menelan.
15. Air liur berlebihan.
16. Muncul berbagai perilaku abnormal.
17. Hewan akan semakin agresif dan menggigit apa pun.
18. Namun ada juga hewan yang tampak mengantuk dan hanya menggigit setelah orang mendekati.
Begitu hewan menunjukkan tanda atau gejala yang makin parah, maka hewan ini akan mati dalam 6 hingga 5 hari.
Gejala Rabies pada Manusia
Berbagai gejala rabies yang bisa muncul pada manusia biasanya bersifat non-spesifik dan mungkin sangat mirip dengan gejala penyakit menular lain, seperti:
1. Tubuh terasa lemas dan tidak bertenaga.
2. Tubuh merasa tidak nyaman.
3. Demam.
4. Sakit kepala.
Tanda klinis yang lebih spesifik adalah:
5. Nyeri neuropatik atau sensasi tertusuk atau gatal di tempat gigitan.
6. Disfungsi otak.
7. Kecemasan atau keresahan yang berlebihan.
8. Kebingungan.
9. Muncul agitasi, seperti rasa jengkel, cemas yang terus-menerus.
10. Mengalami delirium atau penurunan kesadaran.
11. Muncul perilaku abnormal.
12. Mengalami halusinasi.
13. Insomnia atau sulit tidur.
Begitu tanda-tanda klinis rabies muncul, tanpa perawatan yang intensif dan memadai, maka bisa mengakibatkan kematian sekitar dua minggu setelah timbulnya gejala.
Apakah Rabies Bisa Sembuh?
Melansir Puskesmas Kuta Selatan, penyakit rabies pada manusia biasanya tidak bisa sembuh secara total.
Walaupun banyak orang yang terinfeksi bisa bertahan hidup setelah terkena rabies, namun pada banyak kasus, penyakit ini biasanya akan menyebabkan kematian.
Guna mengatasi rabies, perlu diberikan vaksin untuk memperlambat efek virus di tubuh. Ada dua jenis vaksin rabies yang bisa diberikan, yaitu:
1. Suntikan immunoglobulin rabies.
Suntikan ini berfungsi mencegah virus rabies menyerang tubuh. Vaksin ini biasanya diberikan pada mereka yang belum pernah mendapatkan vaksin rabies dan diberikan pada bagian tubuh yang digigit.
2. Rangkaian vaksin rabies.
Suntikan ini berfungsi membantu tubuh mengenali virus dan melawannya. Suntikan ini biasanya diberikan pada lengan sebanyak empat kali selama periode 14 hari.
Perlu diingat, bila terpapar virus rabies, Anda harus segera melakukan pertolongan pertama dengan membersihkan luka menggunakan sabun dan air mengalir. Cara ini akan membantu mengeluarkan virus dari dalam tubuh.
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari