Menuju konten utama

Gejala Covid-19 Varian XBB dan Potensi Gelombang Lebih Ganas?

Apa yang harus diketahui mengenai varian COVID-19 XBB di Indonesia?

Gejala Covid-19 Varian XBB dan Potensi Gelombang Lebih Ganas?
Ilustrasi virus corona. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Varian COVID-19 XBB telah menyebar di sejumlah negara. Salah satu negara yang melaporkannya adalah India. Menurut Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia Soumya Swaminathan, ada lebih dari 300 sub-varian dan XBB, sebagai virus rekombinan, adalah peringatan munculnya gelombang COVID-19 yang lebih ganas.

"Ada lebih dari 300 sub-varian Omicron. Saya pikir yang mengkhawatirkan saat ini adalah XBB yang merupakan virus rekombinan. XBB bisa menembus antibodi. Jadi kita mungkin akan melihat gelombang baru COVID-19 di beberapa negara karena XBB," kata Swaminathan, dikutip Economic Times.

Dia menekankan pentingnya melacak turunan XBB lainnya yaitu turunan BA.5 dan BA.1 yang lebih mudah menular. Virus akan berkembang lebih jauh dan menjadi menular saat berevolusi. Saat ini tidak ada bukti dari negara mana pun bahwa sub-varian baru ini lebih parah secara klinis.

Varian XBB di Indonesia

Data terbaru yang dikutip Health pada 21 Oktober 2022 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan, ada empat varian baru COVID-19 yang menjadi perhatian di AS yaitu BA.4.6, BQ.1.1, BQ.1, dan BF.7 — semuanya keturunan dari Omicron.

XBB—dan saudaranya XBB.1— pertama kali terdeteksi di India pada bulan Agustus, XBB sekarang menyumbang lebih dari setengah dari semua kasus COVID-19 di Singapura, menurut Kementerian Kesehatan Singapura. XBB telah terdeteksi di lebih dari 17 negara, termasuk AS.

Varian XBB juga telah terdeteksi di Indonesia, masyarakat diminta waspada dan memperkuat protokol kesehatan, terutama memakai masker. XBB menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 yang tajam di Singapura, diiringi dengan peningkatan tren perawatan di rumah sakit.

“Peningkatan kasus gelombang XBB di singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,79 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2” Ujar Juru Bicara COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. M. Syahril

Sejak pertama kali ditemukan, sebanyak 24 negara melaporkan temuan Omicron varian XBB termasuk Indonesia. Kasus pertama XBB di Indonesia merupakan transmisi lokal, terdeteksi pada seorang perempuan, berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat.

“Ada gejala seperti batuk, pilek dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober,” jelas Syahril

Menyusul temuan ini, Kemenkes bergegas melakukan upaya antisipatif dengan melakukan testing dan tracing terhadap 10 kontak erat. Hasilnya, seluruh kontak erat dinyatakan negatif COVID-19 varian XBB.

Syahril mengatakan meski varian baru XBB cepat menular, namun fatalitasnya tidak lebih parah dari varian Omicron. Kendati demikian negara belum bisa dikatakan aman dari pandemi COVID-19.

Sebab berbagai mutasi varian baru masih berpotensi terus terjadi. Dalam 7 hari terakhir juga dilaporkan terjadi kenaikan kasus di 24 provinsi.

Syahril meminta masyarakat mengedepankan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menghindari kerumunan dan mencuci tangan pakai masker, dan melakukan testing apabila mengalami tanda dan gejala COVID-19. Selain itu juga menyegerakan vaksinasi COVID-19 untuk meningkatkan proteksi terhadap COVID-19.

“Segera lakukan booster bagi yang belum, untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat COVID-19,” ujarnya.

Kemenkes juga sudah meningkatkan pengawasan kedatangan WNI dan WNA di pintu-pintu masuk negara.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Iswara N Raditya