tirto.id - Gedung Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) mulai dibangun pada September 2018 setelah dilakukan peletakan batu pertama oleh Presiden Joko Widodo pada Juni lalu.
Kampus UIII dibangun di Cimanggis, Depok, Jawa Barat di atas lahan seluas 142 hektare dengan menelan total biaya Rp700 miliar.
Keberadaan UIII tersebut diharapkan dapat menjadi pusat literasi untuk peradaban Islam dunia dengan bekerja sama dengan sejumlah universitas asing dari Amerika Serikat, Inggris, Malaysia dan Australia.
UIII akan membuka beberapa fakultas antara lain Studi Islam, Humaniora, Ilmu Sosial, Sains dan Teknologi, Ekonomi dan Keuangan, Pendidikan serta Apllied and Fine Arts; dengan jenjang pendidikan program sarjana, pasca-sarjana dan doktoral.
Tim panitia pembangunan UIII melaporkan kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla di Jakarta, Kamis, mengenai perkembangan persiapan pembukaan universitas bertaraf internasional tersebut.
"Tadi rapat komprehensif untuk realisasinya, bulan ini sudah segera akan dibangun. Jadi waktu itu saya bertanggung jawab mengenai pembebasan lahannya, dan sekarang tentang strukturnya," kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Syafruddin selaku anggota Panitia Pembangunan UIII di Kantor Wapres Jakarta, Kamis (6/9/2018).
Terkait tenaga pengajar untuk UIII, Syafruddin mengatakan pihaknya masih melakukan penghitungan jumlah lowongan dosen baik PNS maupun non-PNS yang melibatkan beberapa universitas asing.
"Ini kan internasional, jadi (ada) beberapa pergeseran nanti dosen dari luar ada banyak. Terus ditangani juga oleh banyak pihak, kerja sama dengan banyak universitas di luar (negeri)," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Kamaruddin Amin mengatakan persiapan akademis untuk UIII terus berjalan dengan membentuk kurikulum pengajaran, persiapan tim penerimaan mahasiswa baru, serta persiapan tenaga pengajar.
Pembangunan fisik gedung UIII diharapkan dapat selesai pada saat tahun ajaran baru 2019; sehingga paling lambat pada Januari 2020, kampus baru tersebut sudah dapat menjalankan kegiatan akademik.
"Rencananya, seandainya memungkinkan, kami ingin melaksanakannya September 2019 atau Januari 2020. Jadi kami usahakan secepatnya, dan kira-kira paling lambat Januari 2020 sudah menerima mahasiswa," ujar Kamaruddin.
Editor: Agung DH