Menuju konten utama

Gaya Belajar Kinestetik Menurut para Ahli, Ciri-ciri, dan Contoh

Berikut ulasan gaya belajar kinestetik menurut para ahli, ciri-ciri pemilik gaya belajar kinestetik, dan contoh metode yang cocok dalam pembelajaran.

Gaya Belajar Kinestetik Menurut para Ahli, Ciri-ciri, dan Contoh
Ilustrasi Guru dan Siswa. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Gaya belajar kinestetik adalah cara belajar yang lebih condong mengutamakan gerakan fisik serta indera perasa. Orang dengan gaya belajar kinestetik akan cenderung lebih gampang mempelajari pengetahuan baru dengan cara bergerak, bekerja (bertindak), dan menyentuh objek.

Gaya belajar kinestetik hanya salah satu dari jenis gaya belajar yang mungkin dimiliki oleh peserta didik. Selain kinestetik, jenis yang lain adalah gaya belajar visual (spasial), gaya belajar auditori, gaya belajar reading/writing, gaya belajar linguistik/sosial, gaya belajar soliter, hingga campuran.

Dalam proses pembelajaran, setiap anak ibarat sehelai daun unik karena memiliki kekuatan dan kecenderungan cara belajar berbeda-beda. Fakta ini mendorong banyak ahli pendidikan menaruh fokus riset pada variasi gaya belajar peserta didik di sekolah sejak beberapa dekade lalu.

Rita Dunn dan Kenneth Dunn dalam bukunya (1978) menyimpulkan, setidaknya ada empat faktor yang mungkin memengaruhi cara belajar anak-anak di sekolah. Keempatnya: kondisi lingkungan kelas (suara, cahaya, suhu, desain ruang), kondisi emosional (motivasi, ketekunan, dan tanggung jawab), kebutuhan sosial (aktualisasi diri dan teman), serta kualitas fisik (nutrisi, waktu, aktivitas tubuh).

Keduanya juga menegaskan, saat proses pembelajaran selaras dengan gaya belajar yang disukai oleh peserta didik, tidak hanya prestasi akademiknya yang meningkat secara optimal. Mereka juga punya perilaku (attitude) positif dan kemampuan mengembangkan teknik belajar yang efisien.

Oleh karena itu, guru diharapkan mampu memahami gaya belajar setiap peserta didik di kelasnya, dan menerapkan proses pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik setiap murid. Meskipun hal ini tidak mudah mengingat adanya variasi gaya belajar, langkah tersebut bukan tak mungkin untuk dilakukan para pendidik.

Gaya Belajar Kinestetik Menurut para Ahli

Beberapa hasil riset tentang variasi gaya belajar anak sudah muncul sejak beberapa dekade lalu. Sebagai contoh, Rita Dunn dan Kenneth Dunn dalam Teaching Students through Their Individual Learning Styles: A Practical Approach (1978) menemukan bahwa sekitar 20-30% anak-anak usia sekolah mempunyai gaya belajar auditori, 40% lainnya memiliki gaya belajar visual, dan 30-40% sisanya mengembangkan gaya belajar kinestetik atau visual-kinestetik.

Temuan lain diungkapkan oleh Walter B. Barbe dan M.N.J. Milone di artikel "What We Know About Modality Strengths" dalam Jurnal Educational Leadership (1981) yang menunjukkan bahwa gaya belajar yang paling umum di kalangan anak usia sekolah dasar adalah visual (30%) atau campuran (30%), auditori (25%), dan kinestetik (15%).

Fakta yang menarik juga terungkap dalam artikel ilmiah "Reading Achievment and Learning Style Characteristics" terbitan Jurnal The Clearing House (1981), karya Gary E. Price, Rita Dunn, serta William Sanders.

Ketiga ahli itu menengarai, mayoritas anak-anak usia pra-sekolah cenderung memiliki gaya belajar kinestetik, sementara saat beranjak ke usia awal sekolah dasar mereka mengadopsi gaya belajar visual. Di kalangan anak kelas 5 dan 6 SD, gaya belajar auditori lebih cenderung berkembang.

Hasil penelitian dari para ahli di atas memang belum menggambarkan secara pasti proporsi gaya belajar di kalangan anak-anak usia sekolah. Namun, riset-riset itu menegaskan variasi gaya belajar peserta didik, dan bahkan kemungkinan perubahannya seiring dengan perkembangan usia.

Khusus terkait dengan gaya belajar kinestetik, anak yang tergolong dalam tipe ini akan cenderung menyukai aktivitas bejalar yang melibatkan gerakan fisik. Pemilik gaya belajar kinestetik umumnya enggan hanya berdiam selama berjam-jam karena minat eksplorasinya cukup besar.

Anak dengan gaya belajar kinestetik akan lebih mudah mengigat dan memahami informasi melalui pengalaman menyentuh atau gerakan fisik. Karena itu, mereka lebih menyukai keterlibatan secara langsung dalam proses penggalian informasi daripada mendengar ceramah atau membaca teks.

Sebagai ilustrasi, penyuka gaya belajar kinestetik bakal lebih cepat memahami fungsi laptop ketika menggunakannya secara langsung, alih-alih membaca buku panduan penggunaan dari produsen.

Pemilik gaya belajar kinestetik mengharapkan keterlibatan fisik dengan lingkungan belajar, seperti kegiatan di lapangan, peran dalam praktik tertentu, bergerak meski tanpa suara, hingga mencari informasi dengan wawancara.

Saat mengingat sesuatu, mereka suka berjalan-jalan, dan saat membaca buku suka menggunakan jari telunjuk. Mayoritas pembelajar kinestetik mengalami kesulitan tetap fokus sebab kerap mudah teralihkan perhatiannya.

Beberapa hasil riset menunjukkan gaya belajar kinestetik disukai oleh banyak peserta didik, mulai dari level sekolah hingga pendidikan tinggi. Namun, terdapat sedikit perbedaan jika ditilik dari segi gender, demikian mengutip hasil kajian berjudul "Kinesthetic Learning Style Preferences: A Survey Gender" di Journal of English Educators Society (2017).

Temuan dalam riset di Indonesia itu selaras dengan kesimpulan penelitian beberapa ahli, termasuk hasil kajian dari Rita Dunn dan Aandrea Honigsfeld di The Journal of Educational Research (2003).

Versi ringkasnya, hasil penelitian di atas menemukan bahwa kebanyakan murid laki-laki cenderung menyukai gaya belajar kinestetik.

Sementara itu, mayoritas pelajar perempuan juga bisa lebih cocok dengan gaya belajar kinestetik, tapi jika berada dalam konteks kerja kelompok. Pelajar perempuan menggemari belajar kelompok karena memiliki kecenderungan sosialisasi lebih kuat dan kapasitas komunikasi verbal yang baik.

Ciri-ciri Gaya Belajar Kinestetik

Memahami gaya belajar tiap peserta didik bisa menjadi kunci keberhasilan guru memandu proses pembelajaran. Ada banyak cara untuk mengidentifikasi jenis gaya belajar, mulai dari pengamatan langsung yang teliti hingga melalui angket (survei).

Misalnya, ketika memakai metode ceramah, guru dapat memperhatikan siswa yang dengan penuh perhatian mendengarkan (gaya belajar auditori), atau malah sibuk dengan aktivitas lainnya (gaya belajar kinestetik). Bagi kategori terakhir, bisa jadi lebih meminati praktik dan simulasi.

Memutar film, video, atau menyajikan gambar/poster dan grafik/diagram juga dapat dicoba untuk mendeteksi peserta didik yang cenderung menyukai gaya belajar visual.

Identifikasi pun bisa dilakukan guru dengan melihat ciri-ciri gaya belajar peserta didik di kelasnya. Terkait ciri-ciri pemilik gaya belajar kinestetik, ada beberapa yang mudah dilihat.

Disarikan dari berbagai sumber, seperti buku Quantum Teaching (2014) karya Bobbi DePorter dkk, LifeHack, Verywell Family, publikasi Kemdikbudristek, dan lainnya, berikut ini ciri-ciri pemilik gaya belajar kinestetik:

  • Suka belajar dengan metode praktik
  • Sering menulis sambil membaca
  • Suka dengan tugas berupa proyek
  • Sering berbicara disertai gerakan tangan dan gestur tertentu
  • Suka berdekatan atau berinteraksi dengan orang lain
  • Sering menyentuh orang lain untuk mendapatkan perhatian
  • Mudah mengingat sesuatu yang sudah pernah dilakukan
  • Sulit mengingat apa yang sudah dikatakan atau dilihat
  • Sering belajar sembari melakukan aktivitas tertentu
  • Selain ingin banyak bergerak
  • Butuh lebih sering istirahat dalam proses belajar
  • Menyukai aktivitas belajar dengan gerakan fisik, seperti permainan
  • Lebih mudah menghafal dengan berjalan atau melihat
  • Sulit untuk berdiam diri dan duduk manis dalam waktu lama
  • Lebih mudah menyerap materi berbasis praktik daripada konsep/teori
  • Cenderung mudah menemukan inovasi melalui beberapa kali percobaan
  • Jarang bisa tekun membaca buku dalam waktu lama
  • Suka berpartisipasi dalam pembelajaran
  • Lebih suka melakukan sesuatu daripada membaca
  • Sering kali tidak cepat pandai mengeja
  • Lebih menikmati belajar pemecahan masalah dengan praktik
  • Suka mencoba hal-hal baru
  • Suka memilih pakaian berdasarkan kenyamanan
  • Suka menyentuh objek yang dipelajari
  • Suka kegiatan menggambar, olahraga, tari, dan sejenisnya
  • Lebih suka membuat karya dengan keterampilan tangan
  • Lebih mudah menghafal melalui proses menulis daripada mendengar/membaca
  • Lebih mudah menjawab pertanyaan dengan menulisnya dulu sebelum lewat verbal
  • Gemar membongkar atau merakit benda yang diminati
  • Suka dengan kegiatan pengamatan di lapangan
  • Sering kali punya kebiasaan menggerakan pensil atau kaki saat belajar
  • Sering mengungkapkan emosi melalui tindakan fisik
  • Sering memakai jari sebagai petunjuk saat membaca teks

Contoh Gaya Belajar Kinestetik Bagi Guru dan Murid

Merujuk kepada sejumlah sumber, ada beberapa contoh metode yang cocok dengan gaya belajar kinestetik dalam proses pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru dan murid.

1. Contoh bagi guru mengajar murid dengan gaya belajar kinestetik:

  • Mengarahkan murid terlibat di praktik lapangan (field trip) untuk mendalami konsep
  • Menghadirkan model atau contoh untuk visualisasi konsep yang diajarkan
  • Membebaskan murid bergerak dengan nyaman selama proses belajar
  • Manfaatkan fasilitas laboratorium untuk memberikan pengalaman praktik bagi murid
  • Mengizinkan murid untuk menghafal sambil bergerak, seperti berjalan atau mondar-mandir
  • Memperbanyak keterlibatan murid dalam praktik berupa simulasi atau permainan
  • Menyediakan banyak alat bantu pembelajaran yang dapat dipraktekkan
  • Menggunakan ruang terbuka untuk proses belajar jika memungkinkan
  • Mengizinkan murid menggerakkan anggota tubuh untuk menjelaskan suatu konsep
  • Menerapkan waktu belajar yang fleksibel bagi murid
  • Tidak memaksa murid mengikuti proses pembelajaran dalam waktu lama
  • Sering memberikan waktu istirahat bagi murid saat proses belajar
  • Mengizinkan murid mengunyah permen karet saat kegiatan belajar (bisa tingkatkan fokus)
  • Memperbanyak kegiatan eksperimen untuk meningkatkan pemahaman murid
  • Menggunakan contoh-contoh kehidupan nyata untuk menjelaskan berbagai hal
  • Menggunakan kutipan, metafora, contoh, dan analogi menarik di teks bacaan
  • Meminta murid menjawab pertanyaan di papan tulis saat pembelajaran berlangsung
  • Mengutamakan materi tes pilihan ganda atau isian pendek
  • Menerapkan evaluasi belajar yang memungkinkan jawaban dengan ekspresi fisik
  • Memakai instruksi seperti "berikan contoh,” “terapkan,” dan demonstrasikan" di materi tes
  • Meminimalisir materi tes yang padat kalimat panjang, seperti esai.

2. Contoh metode belajar bagi murid dengan gaya belajar kinestetik:

  • Coba belajar sambil berjalan
  • Bergerak atau menghadap dinding saat menjelaskan suatu konsep
  • Melakukan sesuatu seperti yang diucapkan
  • Berlatih mengingat sesuatu dengan mengulangi gerakan
  • Menulis kata-kata dengan spidol/pulpen/pensil untuk meyakinkan ia "terasa benar"
  • Saat menghafal, gunakan jari untuk menulis di atas meja atau di udara
  • Sering melakukan peregangan saat kegiatan belajar
  • Sering-sering menulis di papan tulis untuk mengaktifkan gerakan otot kasar
  • Lakukan aktivitas belajar langsung dengan benda-benda yang dapat disentuh
  • Jika memungkinkan, gambarlah apa yang sedang dipelajari
  • Catatlah secara tertulis informasi yang dipelajari (Sediakan kertas khusus)
  • Buat eksperimen untuk mempraktikkan pengetahuan tertentu
  • Gunakan warna-warna terang untuk menandai poin penting dalam bacaan
  • Buatlah alat belajar yang bisa dipegang (Contoh: pakait globe untuk belajar geografi)
  • Tulis ulang informasi baru agar lebih mudah disimpan dalam ingatan
  • Bagi waktu belajar jadi beberapa sesi singkat seperti 20 menit (pakai alarm buat pengingat)
  • Di sela-sela sesi belajar, gunakan waktu untuk berjalan santai atau melakukan sesuatu
  • Di kelas, duduk dekat dengan guru, atau di tengah ruangan dekat siswa yang pendiam.
  • Bersihkan meja dari benda-benda yang mengganggu.
  • Tutupi halaman yang tidak sedang dibaca saat mempelajari suatu teks
  • Jika terganggu suara, matikan tv/smartphone, atau sumpal telinga (bisa pakai earphone)
  • Jika ingin mendengar suara saat belajar, putar musik dengan nada lembut.

Baca juga artikel terkait TEORI PEMBELAJARAN atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Addi M Idhom