tirto.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan kembali memberlakukan sistem nomor polisi ganjil genap kendaraan di 25 ruas jalan protokol DKI Jakarta mulai Senin (3/8) besok. Namun selama tiga hari ke depan mulai Senin (3/8) hingga Rabu (5/8), Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya tak akan melakukan penindakan.
Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo mengatakan selama tiga hari itu kepolisian masih akan melakukan sosialisasi bagi kendaraan roda empat yang melanggar kebijakan ini.
"Tetapi mulai hari Kamis (7/8), berbarengan dengan selesainya Operasi Patuh Jaya tanggal 5 Agustus, barulah kami tindak kendaraan-kendaraan pelanggar aturan ganjil genap, baik secara manual maupun elektronik," ujar Sambodo saat ditemui wartawan di kawasan Bundaran HI, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (2/8/2020) dilansir dari Antara.
Sambodo melanjutkan, waktu penerapan sistem tersebut pada pukul 06.00-10.00 WIB dan pukul 16.00-21.00 WIB. Pemberlakuan ini merupakan hasil rapat dari Forum Komunikasi Pimpinan Daerah pada Kamis (30/7).
Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta akan mengerahkan bus tambahan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang akibat penerapan sistem ganjil genap.
Kebijakan tersebut merupakan perluasan dari penyediaan bus sapu jagat untuk mengantisipasi kepadatan di halte Transjakarta.
"Jadi tidak lagi bus sapu jagat yang disediakan, tapi seluruh armada yang ada dikerahkan untuk backup pelaksanaan kebijakan ganjil genap besok," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo di Jakarta, Minggu.
Namun kapasitas moda transportasi TransJakarta saat ini dinilai masih melebihi kapasitas tampung angkutan selama jam normal maupun sibuk di tengah pemberlakuan PSBB masa transisi.
Dishub berkaca dari pelaksanaan Asian Games dua tahun lalu, di mana pihaknya menerapkan ganjil genap, terjadi peningkatan penumpang di Jakarta yaitu sekitar 11 persen.
Oleh karenanya, Dishub DKI Jakarta akan menambah jumlah bus TransJakarta di sepuluh koridor sebanyak 25 persen untuk mengangkut penumpang terdampak ganjil genap.
"Bukan kapasitasnya, tapi 25 persen jumlah bus di setiap koridor yang bersinggungan dengan kebijakan ganjil genap. Jadi setelah kami petakan, ada sepuluh koridor yang langsung bersinggungan rutenya dengan luas jalan yang ada Ganjil Genap, maka 10 koridor tersebut seluruh armadanya kami tambah," kata Syafrin.
Misalnya, pada bus TransJakarta koridor 1 yang banyak dikendarai di jam sibuk, dari 69 armada yang tersedia telah ditambah menjadi 76 armada bus.
Syafrin mengingatkan kembali pekerja yang membawa kendaraan roda empat agar mematuhi aturan Ganjil Genap dan sebisa mungkin bekerja dari rumah jika nomor akhir plat kendaraan tidak sesuai dengan tanggal berkendara.
"Jangan melakukan mobilitas untuk kegiatan yang tidak penting, tetap tinggal di rumah sehingga kami dapat segera mengatasi dan mencegah wabah ini lebih cepat," katanya.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Bayu Septianto