Menuju konten utama

Gagal Deteksi Dini Kericuhan, Kapolri Tegur Polisi Bogor

Kapolri menilai polisi Bogor gagal melakukan deteksi dini kericuhan antara sopir angkot dan pengemudi ojek online. Ia juga mengklaim telah menegur kepolisian setempat.

Gagal Deteksi Dini Kericuhan, Kapolri Tegur Polisi Bogor
Wali Kota Bogor Bima Arya (tengah) memantau warga yang menumpang truk Satpol PP Kota Bogor saat aksi mogok angkot di jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (21/3). Wali Kota Bogor mengatakan angkot Bogor akan mulai beroperasi kembali pada Rabu (22/3). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah.

tirto.id - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyesalkan adanya kembali bentrokan antara ojek online dengan sopir angkot di Bogor, pada Rabu (22/3/2017). Tito mengaku sudah memberikan teguran terkait kelalaian aparat dalam mendeteksi dini kemungkinan bentrokan tersebut.

"Saya sudah tegur keras aparat yang ada di Bogor, saya anggap tidak pro aktif, padahal saya baru saja saya memberikan video conference dan arahan," kata Tito di Wisma Bhayangkari Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Kamis (23/3).

Tito sudah meminta kepada semua wilayah dan Polda yang mempunyai konflik ojek online dengan transportasi konvensional untuk proaktif. Ia mengaku, instruksi tersebut sudah diberikan ke daerah Jabodetabek, Bogor, Bandung, Jawa Tengah (Solo-Semarang), Jawa Timur (Surabaya), Bali, dan Sulawesi Selatan serta Medan.

Mantan Kadensus 88 ini mengingatkan kalau polisi sudah melakukan teleconference untuk membahas penanganan gejolak antara ojek online dan transportasi konvensional saat sosialisasi revisi Permenhub Nomor 32 Tahun 2016 lalu. Dalam teleconference tersebut, Tito mengarahkan tentang deteksi dini kepada Polda-Polda berkonflik.

Mantan Kapolda Papua ini mengaku, dirinya kembali melakukan briefing kepada para kapolda lagi.

Tito berharap masyarakat tidak terpancing emosi dalam kasus ojek online dan transportasi online. Ia mengingatkan, transportasi online sudah diakui sehingga tidak boleh bergesekan dengan transportasi konvensional. Selain itu, dirinya meminta kepada transportasi konvensional untuk tidak bertindak anarkis.

"Saya perintahkan kalau ada aksi anarkis [pengrusakan]. Maka upaya terakhir lakukan penegakan hukum," kata Tito.

Seperti diketahui, bentrokan antara sopir angkot dan ojek online di Kota Bogor sudah terjadi sejak Senin (20/3) lalu. Sopir angkot penolak keberadaan angkutan online di Bogor melakukan mogok beroperasi. Akibatnya, banyak warga yang kesusahan ketika akan melakukan aktivitasnya karena tidak ada angkot atau angkutan online yang beroperasi.

Aksi mogok operasi yang awalnya berjalan damai pada Senin (20/3) itu berujung ricuh. Sopir angkot yang awalnya hanya melakukan sweeping sesama angkot agar ikut mogok dan menurunkan penumpangnya, kemudian melakukan sweeping terhadap angkutan online. Aksi berlangsung ricuh hingga bentrokan, Rabu (22/3) lalu.

Baca juga artikel terkait TRANSPORTASI ONLINE atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Hukum
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Agung DH