tirto.id - Food Station mengajukan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih ke Kementerian Pertanian atau Kementan sebanyak 20 ton.
Pasalnya, bawang putih merupakan pangan yang masih belum stabil dalam stok pangan di DKI Jakarta.
"Jadi bawang putih tahun lalu, food station telah mendapatkan persetujuan impor dari 10 ribu ton. Tahun ini kami sudah mengajukan RIPH seperti yang sudah disampaikan 20 ribu ton," jelas Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo Adi saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Senin (29/4/2019).
Tahun sebelumnya, jelas Arief, RIPH yang diajukan juga sebesar 20 ribu ton, tetapi surat persetujuan impor [SPI] bawang putih yang didapatkannya sebanyak 10.000 ton.
Dari jumlah tersebut, Food Station memiliki kewajiban untuk menanam kembali sebesar 5 persen dari impor yang dilakukan. 5 persen tersebut sudah ditanam oleh Food Station dengan luasan sekitar 170 hektar.
"Dan itu sudah panen di beberapa tempat seperti di Temanggung, Wonosobo, dan beberapa tempat lain," ungkap Arief.
Saat ini, kata Arief, Food Station sedang menunggu RITH dari Dirjen Hortikultura, Kementerian Pertanian. Sementara menunggu persetujuan tersebut keluar, Arief mengatakan pihaknya juga melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak yang sudah punya persetujuan impor.
"Barangnya datang akhir bulan ini atau awal Mei, dan akan kami koordinasikan segera untuk mengisi pasar Jakarta," kata Arief.
Di sisi lain, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian [KPKP] DKI Jakarta Darjamuni mengatakan, stok pangan untuk bulan puasa sudah aman, kecuali persediaan bawang putih.
"Aman. Semuanya aman," kata Darjamuni saat ditemui di Balai Kota, Jakarta Pusat, pada Senin (29/4/2019).
"Kita menyatakan aman karena semua stok kita sudah surplus, kecuali tadi disebut bahwa bawang putih agak tipis ya," tambah Darjamuni.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno