tirto.id - Ketua Forum Komunitas Driver Ojek Online Indonesia (FKDOI), Rahman mengakui ada praktik penggunaan GPS palsu (fake GPS) yang diterapkan oleh driver ojek online Go-Jek. Praktik ini mulai marak pada 2018 dan menjadi alasan mereka diputus mitra oleh manajemen Go-Jek.
"Ini fenomena yang terjadi di 2018. Besar-besaran suspend yang terjadi karena fake GPS," ujar Rahman di kawasan Pancoran, Jakarta pada Minggu (21/10/2018).
Fake GPS adalah ketika driver ojek online menempatkan titik lokasi di suatu tempat, yang bukan merupakan lokasi asli dia berada. Misalnya, ia sebutkan titik penempatan di mal A, tapi titik keberadaan driver ojek online tersebut 100-200 meter dari titik tersebut.
"Kalau kami di gang, kami enggak dapat orderan karen titik yang rame di situ kan (di mal A). Makanya kami pasang fake GPS, seolah-olah kami ada di situ (di mal A)," ujarnya.
Ia beralasan dilakukannya fake GPS adalah agar tidak menimbulkan kemacetan di satu titik tertentu. Lagi pula, kata dia, ada imbauan dari manajemen Go-Jek untuk tidak berkumpul di jalan-jalan utama.
"Bayangkan kalau Go-Jek kumpul di satu titik di mal, temen-temen kumpul di situ, kan akan menimbulkan kemacetan. Tapi, kalau kami enggak pasang di situ, kami enggak dapat orderan. Makanya, kami pasang fake GPS, seolah-olah kami ada di situ," ujarnya.
Ia tidak terima aplikasi fake GPS dikatakan ilegal, meski manajemen Go-Jek telah menyatakan itu ilegal digunakan oleh para driver ojek online. "Legal itu. Kalau ilegal coba dilihat di google play store, itu ada. Itu legal karena ada di google play store. Go-Jek aja pakai google," dalihnya.
Hal yang diungkapkan Rahman mendapat pembelaan dari salah satu driver ojek online Go-Jek lain yang tidak ingin disebutkan namanya. Ia mengatakan bahwa adanya praktik fake GPS bukanlah salah driver, melainkan Go-Jek.
Justru, ia mengatakan ada keuntungan yang didapat Go-Jek dari fake GPS ini. "Sebenarnya itu ya Go-Jek berterimakasih kepada driver karena dengan adanya GPS itu mengindari kemacetan di jalan. Itu semua akan terjun di satu wilayah, nanti diambili oleh dishub (Dinas Perhubungan) dengan fake GPS kita bisa di basecamp masing-masing," ujar driver tersebut.
Penulis: Shintaloka Pradita Sicca
Editor: Yandri Daniel Damaledo