tirto.id - Film "Prendjak: In The Year of Monkey" sukses diputar di Festival Film Cannes, di hadapan sekitar 300 penonton dalam dua hari, tanggal 15 dan 16 Mei 2016, bersama empat film pendek dari negara lain.
"Ya, ini pertama kalinya saya ikut Cannes [...] Saya dari Indonesia dan Saya membawa cerita dari kota saya, Yogyakarta," kata Wregas Bhanuteja saat ditanya pembawa acara di depan panggung sebelum pemutaran perdana Film Prendjak, di Theatre Miramar, Cannes, seperti dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (17/5/2016).
Film "Prendjak" terinspirasi dari fenomena yang ada di Yogya pada tahun 80-an, ada seorang gadis penjual korek api dan seorang perempuan bernama Diah yang kesulitan ekonomi. Diah berusaha untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dengan berjualan korek api. Dia menawarkan ke teman sekerjanya satu batang korek api dengan harga Rp10.000. Kalau mau, si pembeli bisa melihat salah satu anggota tubuhnya. Singkatnya, seperti itu alur cerita film "Prendjak."
Wregas mengaku inspirasi penambahan judul the year on monkey di belakang “Prendjak” didapat dari para pemain termasuk dirinya yang lahir bertepatan dengan tahun monyet menurut kalender Cina. Selain itu, Wregas mengatakan tahun 2016 juga merupakan tahun monyet dan ia berharap tahun monyet dapat membawa keberuntungan untuk mereka.
Film "Prendjak" yang dibuat hanya dalam dua hari itu berdurasi 12 menit dan masuk dalam kategori "La Semaine de la Critique."
Usai pemutaran film, Wregas mengakui ia tidak menyangka film yang dibuatnya bisa masuk dalam festival film Cannes, meskipun pada saat pendaftaran waktunya sudah sangat mepet.
"Lega rasanya sudah premier di Cannes lagi meskipun ada rasa kekuatiran dan juga 'deg-degan', karena yang lihat banyak, mengenai tradisi Jawa apakah bisa diterima," ujar Wregas.
Setelah diputar di Cannes, dijadwalkan film tersebut akan diputar perdana di Indonesia pada Juni. Wregas sendiri menginginkan karyanya dapat diputar di Yogyakarta.
Sementara itu, Rosa yang berperan sebagai Diah dalam film itu mengaku sangat senang bisa datang ke Cannes dan menyaksikan film yang dibintanginya ditayangkan.
"Tidak terpikirkan bisa datang ke Cannes, ini merupakan suatu anugerah buat saya," ujar Rosa
Rosa mengakui penampilannya di Festival Film Cannes merupakan titik balik dari karirnya. "Ini merupakan dukungan yang sangat mendalam dalam hidup dan tidak pernah terbayangkan," ujar Rosa, yang berharap ada lebih banyak lagi film Indonesia bisa masuk festival Cannes.
Hadir di tempat saat pemutaran film "Prendjak" ialah Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Marseille Dewi Mayangsari Kusumaastuti. Ia mengaku sangat bangga film Indonesia bisa masuk dan diputar di Festival Film Cannes.
Sementara itu, keempat film lain yang diputar di hari yang sama dengan film tersebut adalah film "Lenfance dun Chef karya Antoine de Bary" dari Perancis, film "Limbo" dari Yunani karya Konstantina Kotzamani dan "Oh What a Wonderful Feeling" dari Kanada oleh Francois Jaros, film "Le Soldat Vierge" dari Perancis yang disutradarai Erwan Le Duc serta film dari Hungaria "Superbia olen Luca."
Sebagai informasi, pemenang film pendek yang masuk dalam kategori "La Semaine de la Critique" akan diumumkan pada akhir acara, tanggal 20 Mei.