Menuju konten utama

5 Fakta Hari Raya Kuningan dan Link Twibbon 2024 untuk Sosmed

Hari Raya Kuningan yang berlangsung pada 9 Maret 2024, memiliki beberapa fakta unik terkait pelaksanaan hingga makna filosofisnya.

5 Fakta Hari Raya Kuningan dan Link Twibbon 2024 untuk Sosmed
Umat Hindu membawa benda sakral untuk persembahyangan menjelang Hari Raya Kuningan di Pura Sakenan, Desa Serangan, Denpasar, Bali, Jumat (17/6/2022). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/wsj.

tirto.id - Hari Raya Kuningan adalah hari raya keagaman yang dirayakan umat Hindu di Bali. Hari Raya Kuningan 2024 berlangsung sebanyak dua kali, yakni pada 9 Maret 2024 dan 5 Oktober 2024.

Hari Raya Kuningan merupakan hari raya kemenangan dharma (kebenaran) melawan adharma (kejahatan). Selain menjadi momen perayaan atas menangnya kebaikan, terdapat fakta unik lainnya terkait Hari Raya Kuningan yang penting bagi umat Hindu.

Menurut Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri Hari Raya Kuningan tidak termasuk dalam daftar hari libur nasional. Kendati demikian, terdapat pengecualian bagi masyarakat Bali.

Berdasarkan Surat Edaran (SE) Gubernur Bali Nomor 7 Tahun 2023 umat Hindu di Bali berhak mendapatkan dispensasi dan cuti pada Hari Raya Kuningan. Dispensasi ini diberikan agar umat Hindu di Bali bisa fokus merayakan hari keagamaan mereka.

5 Fakta Unik Hari Raya Kuningan

Sebagai salah satu hari keagamaan, Hari Raya Kuningan memiliki beberapa fakta unik terkait pelaksanaan hingga makna filosofisnya. Keunikan ini pula yang menjadikan Hari Raya Kuningan penting diperingati setiap tahun, khususnya oleh umat Hindu di Bali.

Berikut fakta unik perayaan Hari Raya Kuningan:

1. Hari Raya Kuningan dirayakan 2 kali setahun

Tidak seperti hari raya keagamaan lainnya, Hari Raya Kuningan dirayakan lebih dari satu kali dalam satu tahun. Peringatan Hari Raya Kuningan berlangsung dua kali dalam setahun menurut kalender Masehi.

Jumlah perayaan yang sama juga berlaku untuk Hari Raya Galungan. Penentuan waktu perayaan dua hari keagamaan ini mengacu pada kalender Bali.

Berdasarkan penghitungan kalender Bali, Hari Raya Kuningan terjadi setiap 210 hari atau tepat sepuluh hari setelah Hari Raya Galungan. Hari suci ini dirayakan setiap hari Saniscara (Sabtu) Kliwon, pada wuku Kuningan.

2. Hari Raya Kuningan bagian dari rangkaian acara Galungan

Hari Raya Kuningan merupakan bagian integral dari rangkaian perayaan Hari Raya Galungan. Secara keseluruhan, perayaan Galungan terdiri dari 13 tahap ritual keagamaan umat Hindu di Bali.

Rangkaian tersebut mulai dari upacara pembersihan dan penyucian diri, seperti Tumpek Wariga, Sugihan Jawa, hingga yang terakhir Hari Pegat Wekatan. Kuningan yang dirayakan sebelum tahapan terakhir, menandai momen kembalinya para dewata dan leluhur ke kahyangan dan menandai akhir dari rangkaian akhir upacara Galungan.

Kesimpulannya, Hari Raya Galungan menandai kedatangan leluhur, sedangkan Hari Raya Kuningan dianggap sebagai momen perpisahan dengan leluhur. Meskipun memuat makna perpisahan, umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Kuningan dengan penuh rasa syukur.

3. Hari Raya Kuningan untuk merayakan kemenangan dharma

Hari Raya Kuningan merupakan perayaan untuk kemenangan dharma (kebenaran) atas adharma (keburukan). Kemenangan dharma melawan adharma tercermin lewat penggunaan simbol-simbol upacara, dalam tindakan serta doa umat Hindu selama perayaan ini.

Berdasarkan filosofi Hindu perayaan Kuningan bukan hanya ritual keagamaan, tetapi sebuah wujud dari perjuangan untuk menjaga kebenaran dan keadilan (dharma) dalam kehidupan sehari-hari. Perayaan Kuningan juga mengajarkan umat Hindu tentang pentingnya mempertahankan nilai-nilai kebaikan.

Umat Hindu percaya bahwa kemenangan sejati terletak pada kesadaran spiritual dan pengendalian diri. Oleh karena itu, Kuningan dipandang sebagai ajakan untuk menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran akan nilai-nilai spiritual dan moral yang mendasar.

4. Hari Raya Kuningan identik dengan warna kuning

Menurut Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Hari Raya Kuningan memang identik dengan warna kuning. Umat Hindu di Bali akan mengenakan selendang, udeng (ikat kepala), dan memasang dekorasi warna kuning selama Hari Raya Kuningan.

Warna kuning dalam kepercayaan umat Hindu menggambarkan hal-hal baik, seperti kesejahteraan dan kebahagiaan. Meskipun warna kuning banyak digunakan, istilah kuningan dalam Hari Raya Kuningan bukan merujuk pada warna.

Istilah Kuningan berasal dari wuku ke-12 dalam kalender Bali. Konsep wuku dalam kalender Bali menghitung satu wuku setara dengan 7 hari, sehingga setahun terdiri dari 420 hari.

Perayaan Hari Kuningan dirayakan setiap 210 hari, jatuh pada hari Saniscara Kliwon Wuku Kuningan atau 10 hari setelah Hari Raya Galungan.

5. Hari Raya Kuningan menyajikan nasi kuning

Sebelum pelaksanaan Hari Raya Kuningan, umat Hindu melakukan persembahyangan dengan menyajikan sesajen berisi ajengan (nasi) berwarna kuning. Ajengan kuning ini memiliki makna sebagai lambang kemakmuran.

Nasi kuning tersaji sebagai ungkapan terima kasih atas limpahan rahmat untuk kemakmuran di dunia ini. Sehari sebelum Hari Raya Kuningan, umat Hindu mempersiapkan diri dengan melaksanakan Hari Penampahan Kuningan.

Hari Penampahan Kuningan berlangsung pada Sukra Wage Wuku Kuningan. Saat Hari Penampahaan Kuningan, umat Hindu menyembelih hewan ternak dan menyiapkan sesajen untuk sembahyang di Hari Raya Kuningan keesokan harinya.

Link Twibbon Hari Raya Kuningan 2024

Twibbon adalah konten grafis yang mirip dengan bingkai foto digital untuk diisi foto pribadi. Twibbon biasa digunakan untuk kampanye hingga merayakan hari besar atau momen tertentu, termasuk Hari Raya Kuningan.

Menggunakan twibbon di media sosial bisa menjadi alternatif cara memeriahkan perayaan Hari Raya Kuningan tahun 2024.

Twibbon dapat menjadi sarana untuk menyebarkan pesan-pesan positif terkait dengan makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam perayaan Hari Raya Kuningan. Nilai-nilai yang dimaksud seperti kemakmuran, keberkahan, dan penghormatan kepada leluhur.

Twibbon ini biasanya berisi elemen-elemen simbolis yang terkait dengan perayaan Kuningan, seperti gambar tamiang, janur, atau kata-kata terkait Hari Raya Kuningan. Berikut ini link Twibbon untuk peringatan Hari Raya Kuningan 2024:

Baca juga artikel terkait HARI RAYA KUNINGAN atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Iswara N Raditya & Yonada Nancy