tirto.id - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fahri Hamzah mengatakan seharusnya Partai Politik (Parpol) tidak boleh memasuki kampus dan jika hal itu terjadi, maka akan menghilangkan kenetralan akademisi terutama dalam mengkaji permasalahan politik.
"Justru kampus selalu bersifat netral untuk mengkaji segala permasalahan politik bukan untuk memihak pada satu kubu parpol," kata Fahri saat melakukan kunjungan ke Universitas Andalas (Unand) di Padang, Jumat (20/5/2016).
Fahri mengatakan, akademisi dan mahasiswa harus dibiarkan mengembangkan pemikirannya. Dan partai politik, kata dia, tidak boleh mengintervensi. Sebab, intervensi dari parpol dapat merusak kenetralan kampus sebagai lembaga penengah bila terjadi persoalan politik.
"Dari kampuslah solusi pada persoalan politik dapat dipecahkan dan ini perlu dihormati," kata dia.
Ia menjelaskan, partai politik hanya boleh melakukan sosialisasi tentang informasi politik serta meminta saran atas suatu persoalan. Riset dan telaah kampus nantinya akan menjadi bahan parpol dalam pengembangan visi dan misinya.
"Penguatan kerja sama riset harus lebih ditekankan dan tanpa ada maksud apa pun itu lebih baik," ujarnya.
Menurut dia, tidak peduli masa pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah, kenetralan kampus tetap harus dijaga.
"Dari kampus inilah mungkin nanti lahir pemimpin atau penguasa politik di masa depan," kata dia.
Fahri juga berharap, pihak kampus tetap menjaga kenetralannya dalam menyikapi berbagai persoalan politik. Sebab, menurut dia, kalangan kampuslah yang sejatinya akan membangun bangsa dan negara di masa depan.
Sementara itu, Rektor Universitas Andalas Tafdil Husni menilai perguruan tinggi cukup strategis dalam pengembangan bangsa ke depan, termasuk membangun citra politik.
"Hal tersebut perlu ditingkatkan setiap waktunya," ujar Husni. (ANT)
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Putu Agung Nara Indra