tirto.id -
"Karena ini sifatnya kota, jadi pidatonya yang teknis dalam hal ini ikut Ahok lah, bener Ahok ini teknis saja bahkan gak usah banyak ngomong, teknis saja," kata Fahri di DPR, Rabu (18/10/2017).
Pernyataan Fahri ini dilontarkan dalam merespon pidato Anies terkait istilah "pribumi" yang menuai kontroversi saat pidato politik di Balai Kota usai pelantikan Senin (16/10/2017), yang menurutnya terlalu retoris dan melenceng dari tugas gubernur seharusnya.
Terlebih, dikatakan Fahri, Jakarta merupakan provinsi yang berbasis kota dan butuh tindakan secara teknis dan cepat, bukan retorika yang bertele-tele.
"Yakinkan orang bikin ini, bersihkan ini, bersihkan itu. Itu aja kerjaannya mondar-mandir ini kotor, bersihkan. Bila perlu dia ngantor saja keliling Jakarta. Ada jalan lubang, tutup. Jangan elu banyak pidato kayak nanti macam-macam," kata Fahri.
Fahri pun menyarankan Anies agar tidak hanya melihat kemacetan di Mampang dan Thamrin saja. Melainkan juga ke daerah-daerah pelosok di Jakarta yang jarang tersentuh, seperti Pulau Seribu.
"Ini saya baru jalan sampai ke Pulau Dua saja itu kotor banyak sekali sampah, itu bagaimana cara ngebersihinnya itu sampah," kata Fahri.
Anies Baswedan dan Sandiaga Uno mengawali hari pertama kerja mereka dengan blusukan ke Mampang menggunakan motor. Keduanya meninjau pembangunan underpass Mampang yang membuat kemacetan di Jakarta.
"Kalau melihat ini enggak usah dikasih tau kepala proyek, saya sudah tau nggak bakal selesai. Malah saya prediksi April (baru selesai). Benar kata kepala proyek," kata Anies di Mampang, Selasa (17/10/2017).
Kendati demikian, keduanya berjanji akan segera menuntaskan persoalan tersebut agar kemacetan ke arah Mampang dan Kuningan dapat segera terurai.
"Praktik yang terjadi ini tidak bisa dibiarkan, besok yang seperti ini pengawasannya harus serius dan ketika ada masalah maka kita akan turun tangan," tegas Anies.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Maya Saputri