Menuju konten utama
Advertorial

Every U Does Good Sinergikan Purpose Perusahaan, Brand, Konsumen

Lewat kampanye Every U Does Good, setiap orang bisa menjadi pahlawan dengan cara masing-masing, dengan cara berbuat baik, menyebarkan kebaikan.

Every U Does Good Sinergikan Purpose Perusahaan, Brand, Konsumen
Program Bango. foto/Unilever Indonesia

tirto.id - Sudah hampir satu dasawarsa Warren Buffet, ekonom dan business magnate terkemuka, meyakini bahwa harga sebuah barang mencerminkan nilai yang didapat. “Harga (price) adalah apa yang kamu bayar,” tulis Warren dalam buku Top Ten Warrent Buffett Deal Making (2012). “Dan nilai (value) adalah apa yang kamu dapat.”

Sekarang, para pembeli di era modern semakin mengamini apa yang dibilang oleh Warren. Bagi mereka, harga tidaklah jadi masalah asalkan barang yang dibeli memberikan value yang lebih. Lantas, apa value yang lebih itu? Indikatornya tentu beragam. Jika bicara gawai dan peranti elektronik, value bisa merujuk pada desain, teknologi yang tidak dimiliki produk kompetitor, hingga prestise. Jika merujuk pada industri makanan dan minuman, value bisa berupa kenyamanan, bahan-bahan yang sukar dicari, hingga popularitas.

Belakangan, setidaknya sejak satu dekade terakhir, value sebuah produk bertambah lagi, yakni pengaruhnya terhadap lingkungan.

Gary Mortimer, pengajar di jurusan Marketing and Consumer Behaviour di Queensland University of Technology, mengatakan bahwa dulu harga adalah alasan utama konsumen membeli produk. Namun sekarang, atribut seperti “climate-friendly” atau “eco-friendly” turut menjadi pertimbangan walaupun, untuk beberapa kasus, semuanya tergantung pada isi dompet.

Sekarang, saat jumlah pembeli kritis makin bertambah, tak mengherankan kalau muncul tren pembelian produk ramah lingkungan. An Eco-wakening: Measuring Global Awareness, Engagement, and Action for Nature (2021), laporan yang digarap The Economist Intelligence Unit dan didukung World Wide Fund for Nature (WWF), menyebut ada ratusan juta orang yang peduli terhadap isu lingkungan dalam membeli sebuah produk.

“Pertumbuhan paling dramatis terjadi di Asia, terutama di India, Pakistan, dan Indonesia,” bunyi salah satu keterangan laporan itu.

Hal senada juga ditemukan dalam Who Cares? Who Does?: Attitudes and Actions Towards Living Sustainably and Reducing Waste (2020). Riset yang dirilis oleh Kantar, perusahaan riset, data, dan insight yang bermarkas di Inggris itu menyebutkan bahwa orang Indonesia termasuk aktif mengurangi dampak buruk produk terhadap lingkungan. Salah satu cara yang paling sering dilakukan adalah mengurangi pemakaian kantong belanja dari plastik dan memakai tas belanja sendiri.

“Peringkat terbesar di Asia dipimpin oleh konsumen Indonesia, yang tumbuh dari 11 persen pada 2019 menjadi 22 persen pada 2020.”

Pandemi turut menambah faktor yang mempengaruhi pertimbangan konsumen Indonesia dalam membeli produk. Riset Adapting to the New Normal in Indonesia yang dirilis oleh Deloitte, perusahaan audit dan konsultan manajemen, menunjukkan bahwa 29 persen konsumen Indonesia memiliki rasa empati tinggi sehingga memilih produk dari perusahaan yang socially responsible.

Dengan tren konsumen yang terus bergerak ke arah pencarian produk ramah lingkungan, mau tak mau, perusahaan-perusahaan pun tergerak memperbaiki diri. Mereka berlomba membuat produk-produk ramah lingkungan, yang dibuat dengan prinsip keadilan sosial. Selain untuk menjaring konsumen yang lebih kritis—sebagaimana yang dilakukan Unilever lewat The Unilever Compass—hal tersebut juga ditujukan demi kelangsungan lingkungan dan dunia di masa depan.

Unilever Ambil Bagian untuk Dunia yang Lebih Baik

The Unilever Compass adalah strategi Unilever, perusahaan FMCG (Fast Moving Consumer Good) multinasional, yang terkenal kuat dengan purposenya. Sama seperti namanya, The Unilever Compass adalah penentu jalan perusahaan, sekaligus pedoman dalam membuat produk. Ada tiga pilar dalam The Unilever Compass, yakni membangun planet yang lebih lestari, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, dan berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

Body Artikel Program Lifebuoy

Program Lifebuoy. Foto/Unilever Indonesia

Dengan berpedoman kepada The Unilever Compass itu, Unilever, perusahaan yang berdiri sejak 1929, terus mengajak konsumen untuk peduli terhadap produk-produk yang mereka beli; dan mereka juga senantiasa membuat produk yang berlandaskan tiga prinsip The Unilever Compass.

Belakangan, Unilever membuat kampanye Every U Does Good, atau Setiap U Beri Kebaikan. Ini adalah kampanye yang meyakinkan bahwa setiap orang bisa menjadi pahlawan dengan cara masing-masing, dengan cara berbuat baik, menyebarkan kebaikan. Semua itu bisa dilakukan dengan cara sederhana, salah satunya: memilih merek dan produk yang memberi manfaat positif dan juga ramah lingkungan.

Unilever mengajak konsumen untuk melihat empat hal sebelum membeli sebuah produk. Pertama, sumber bahan baku. Ini penting untuk melihat apakah produk ini memakai bahan dari sumber yang bertanggung jawab dan berkelanjutan atau sebaliknya. Kedua, apakah produk ini memberi manfaat sosial kepada masyarakat. Ketiga, apakah produk ini memiliki upaya pelestarian lingkungan, dan keempat apakah produk itu memiliki purpose yang nyata.

Produk-produk Unilever selalu menekankan keempat hal di atas dan juga tiga prinsip The Unilever Compass. Rinso, misalnya, telah secara konsisten mengurangi penggunaan plastik, serta mengampanyekan dan mengedukasi konsumen untuk turut mengurangi penggunaan plastik. Sedangkan Love Beauty and Planet (LBP) memakai 100 persen botol dari plastik daur ulang, dan karenanya bisa juga didaur ulang kembali.

Unilever juga terus mengampanyekan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat lewat berbagai produknya. Royco selalu mengajak orang tua untuk memasak makanan sehat dan lezat buat keluarga. Sejak puluhan tahun lalu, Lifebuoy konsisten mengedukasi masyarakat agar rajin cuci tangan—hal yang selama pandemi menjadi sebua kewajiban. Dove Hair mengajarkan perempuan agar lebih percaya diri. Sedangkan Wall’s selalu berkomitmen menghadirkan kebahagiaan bagi semua orang.

Body Artikel Program Pepsodent

Program Pepsodent. Foto/Unilever Indonesia

Unilever juga tak alpa berkontribusi demi menciptakan masyarakat yang adil dan lebih inklusif. Ini tecermin dari berbagai produknya. Lewat program ‘Bango Pangan Lestari’, Bango telah membina lebih dari 10.500 petani agar mampu menghasilkan kedelai hitam berkualitas. Bango juga terus mengajak anak-anak muda agar tak segan terjun ke dunia pertanian. Selain itu, produk lain seperti Sunsilk dan Sunlight juga terus mendukung para perempuan agar terus mengembangkan diri, mencapai potensi terbesar mereka, dan tetap berdaya sekalipun dalam situasi berat.

Selain edukasi agar konsumen lebih bijak memilih produk yang memberikan kebaikan, kampanye “Setiap U Beri Kebaikan” juga menggelar program pencarian “Every U Does Good Heroes” untuk menemukan sepuluh orang yang punya visi sejalan dengan Unilever, serta memiliki purpose kuat bagi lingkungan dan masyarakat. Mulai September 2021, peserta yang mendaftar pada program ini (sila kunjungi unilever.co.id) akan berkesempatan mendapatkan micro grant dan rangkaian pembekalan yang bermanfaat dari sederet mentor inspiratif.

Melalui kampanye yang mengusung kebaikan ini, Unilever berharap konsumen bisa lebih selektif dalam memilih produk. Upaya ini sekaligus mengajak semua orang agar menjadi pahlawan lewat cara-cara yang sederhana. Singkatnya, dalam setiap cara dan kebaikan yang kamu lakukan, bersamamu, Unilever akan turut ambil bagian untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Baca juga artikel terkait UNILEVER atau tulisan lainnya dari Advertorial

tirto.id - Mild report
Penulis: Advertorial
Editor: Advertorial