tirto.id - PT Garuda Indonesia (Persero) tbk merombak total direksi dan komisaris. Terdapat sejumlah nama baru di jajaran perusahaan berkode emiten GIAA tersebut, di antaranya: mantan Dirut PT INTI Irfan Setiaputra sebagai dirut Garuda yang baru, serta Triawan Munaf dan Yenny Wahid di jajaran komisaris.
Pengamat penerbangan Alvin Lie mengingatkan agar Menteri BUMN Erick Thohir tidak sering bongkar pasang direksi seperti apa yang dilakukan oleh pejabat Kementerian BUMN di periode sebelumnya.
"Yang penting jangan gonta-ganti direksi terus. Kan, Garuda dalam 5 tahun sudah ganti dirut 5 kali," kata dia kepada reporter Tirto, Rabu (22/1/2020).
Berdasarkan rangkuman Tirto, sejak 2014 sampai 2020, direktur utama Garuda Indonedia sudah ganti 5 kali. Misalnya M. Arif Wibowo yang menjabat pada Desember 2014 hingga April 2017. Kemudian Pahala Nugraha Mansury pada April 2017-September 2018.
Kemudian jabatan direktur utama Garuda Indonesia dilanjutkan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra pada Oktober 2018 hingga Desember 2019.
Kasus terakhir sempat membuat geger dan membuat citra Garuda Indonesia buruk, yaitu terungkapnya kasus pemalsuan laporan keuangan 2018 dan penyelundupan Motor Harley dan Sepeda Brompton di 2019.
Alvin mengatakan, dari kasus-kasus tersebut Kementerian BUMN jangan sampai mengulangi kesalahan sistem di periode yang sebelumnya.
"Pokoknya jangan gonta-ganti direktur utama terus, itu enggak baik untuk perusahaan besar seperti Garuda Indonesia," kata Alvin.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Abdul Aziz