Menuju konten utama

Empat WNI Korban Sandera Abu Sayyaf Dipulangkan ke Keluarga

Tiga warga Flores dan satu warga Bulukumba yang telah bebas dari penyanderaan separatis Abu Sayyaf akhirnya dipulangkan ke keluarga masing-masing pada Senin (26/9). Saat ini masih ada lima sandera belum berhasil dibebaskan.

Empat WNI Korban Sandera Abu Sayyaf Dipulangkan ke Keluarga
Tiga warga negara Indonesia dan warga negara Norwegia Kjartan Sekkingstad (kanan) berdiri bersama pemimpin Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF) Nur Misuari (kiri) dan anggota kelompok pemberontak lainnya setelah para sandera dibebaskan dari kelompok militan Islam Abu Sayyaf jaringan al Qaeda di Jolo, Sulu, Filipina, Minggu (18/9). ANTARA FOTO/REUTERS/Nickie Butlangan/djo/kye/16

tirto.id - Tiga warga Flores dan satu warga Bulukumba yang telah bebas dari penyanderaan separatis Abu Sayyaf akhirnya dipulangkan ke keluarga masing-masing. Keempat WNI antara lain Lorens Lagadoni Koten, Teodorus Kopong Koten, dan Emanuel Arakian Maran asal Flores Timur, NTT dan Herman Manggak asal Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Kementerian Luar Negeri menyampaikan bahwa keempat orang tersebut telah diserahterimakan kepada perwakilan keluarga masing-masing oleh Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, pada Senin (26/9) lalu.

"Keempatnya tiba di Tanah Air pada Sabtu (24/9) lalu didampingi oleh staf Kementerian Luar Negeri," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal kepada Antara Selasa (27/9/2016).

Iqbal mengatakan bahwa seluruh proses sejak keempatnya diterima secara resmi dari pemerintah Filipina hingga diserahterimakan kepada keluarga, dilakukan sesuai dengan permintaan keluarga.

Seperti diketahui keempat WNI tersebut bekerja di kapal ikan Malaysia. Ketiga warga Flores

Lorens, Teodorus dan Emanuel diculik di perairan Lahad Datu pada 9 Juli oleh kelompok Abu Sayyaf. Sedangkan Herman Manggak diculik dari perairan Sandakan pada 3 Agustus silam.

Dengan pembebasan empat WNI tersebut, saat ini tersisa lima WNI lain yang masih berada di tangan dua kelompok penyandera yang berbeda di Filipina Selatan.

"Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk membebaskan lima WNI lainnya," kata Iqbal.

Sementara lima WNI lain masih disandera separatis Abu Sayyaf dan hingga kini nasibnya belum bisa dipastikan. Mereka merupakan ABK tongkang Charles 001 dan kapal tongkang Robby 152 diculik sejak Mei lalu.

Menko Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto kepada media, Rabu pekan lalu, menegaskan bahwa pemerintah Indonesia serius membebaskan meeka.

"Sandera yang belum (bebas) bagaimana? Terus diupayakan, tidak didiamkan. Selalu kami usahakan dengan cara terbaik untuk membebaskan mereka," ujar Wiranto.

Wiranto Indonesia dan Filipina telah menyepakati kerja sama untuk bersama-sama memerangi penculikan dan perompakan melalui beberapa cara seperti patroli maritim bersama dan latihan operasi militer darat. Kerja sama itu dilakukan menyusul banyaknya kerugian akibat penculikan tersebut, salah satunya pasokan batu bara Indonesia ke Filipina menjadi terganggu.

"Karena itu kedua negara berusaha menyelesaikan masalah ini. Ke depannya kita berharap bisa mengeliminiasi secara total, jangan sampai kita menjadi mesin ATM dari suatu kelompok separatis yang sekarang orientasinya bukan politik atau ideologi tetapi mencari uang," kata Wiranto.

Baca juga artikel terkait PEMBEBASAN SANDERA atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Politik
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH