tirto.id - Empat wilayah telah mengumumkan keadaan darurat pangan akibat kemarau panjang imbas dari El Nino yang terjadi di wilayah tersebut pada 2015 hingga 2016, kata seorang juru bicara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
"Kemarau yang berkaitan dengan El Nino telah secara drastis mengurangi prospek produksi tanaman untuk tahun 2016, sementara harapan panen di Marokko dan Aljazair telah berkurang akibat cuaca kering," kata Wakil Juru Bicara PBB Farhan Haq di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, pada hari Rabu, (9/3/2016), waktu setempat.
"Empat wilayah yang paling memerlukan dukungan kemanusiaan adalah Afrika Timur, Afrika Selatan, Kepulauan Pasifik dan Amerika Tengah. Semua negara di masing-masing wilayah ini telah mengumumkan keadaan darurat," kata Haq.
Terkait hal tersebut, laporan dari Organisasi Pertanian dan Pangan PBB (FAO) menyebutkan bahwa kemarau telah "secara tajam mengurangi" prospek produksi tanaman untuk tahun 2016 di Afrika Selatan, sementara harapan panen sangat rendah di Marokko dan Aljazair.
Hal senada juga di sampaikan oleh Robert Glasser, Wakil Khusus Sekretaris jenderal PBB bagi Pengurangan resiko Bencana di Markas Besar PBB. Ia mengatakan bahwa jumlah kemarau besar yang tercatat secara global pada tahun 2015 dua kali lipat lebih banyak dari rata-rata kondisi 10 tahun, akibat peristiwa El Nino yang parah.
Selain itu, di beberapa daerah Amerika Tengah dan Karibia, kondisi kering yang berlangsung mempengaruhi komoditas utama untuk tiga tahun berturut-turut.
Untuk diketahui, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyatakan bahwa fenomena alam tersebut akan terus memiliki dampak serius baik melalui melalui kemarau, banjir atau peningkatan badai tropis.