tirto.id - Menurut laporan majalah Der Spiegel pada Sabtu (22/7/2017), empat perempuan Jerman, termasuk seorang gadis berusia 16 tahun, yang bergabung dengan kelompok ISIS dalam beberapa tahun belakangan, ditahan di sebuah penjara Irak dan mendapat bantuan konsuler.
Lorenz Haase, jaksa penuntut umum senior di kota Dresden, Jerman, mengatakan bahwa dia dapat memastikan remaja bernama Linda W. itu telah "diidentifikasi dan diketahui berada di Irak" tapi ia tak dapat mengatakan apa pun mengenai keadaannya yang sebenarnya.
Dia mengatakan bahwa gadis itu, yang menurut Der Spiegel berasal dari kota Pulsnitz, dekat Dresden, telah mendapat dukungan konsuler dari kedutaan besar Jerman.
Der Spiegel mewartakan bahwa para diplomat telah mengunjungi keempat perempuan tersebut di sebuah penjara di bandar udara Baghdad pada Kamis (20/7/2017) dan menyatakan mereka dalam kondisi baik.
Mereka dapat dijatuhi hukuman mati di Irak karena telah bergabung ke ISIS menurut warta majalah itu, yang menulis bahwa otoritas Irak sudah memberikan daftar nama perempuan-perempuan itu ke Jerman awal pekan ini.
Kementerian Luar Negeri Jerman menolak menanggapi laporan tersebut.
Kejaksaan Jerman mengatakan pada Selasa (18/7/2017) bahwa mereka telah memeriksa laporan mengenai penyelidikan terhadap seorang gadis berusia 16 tahun atas keterlibatannya mendukung kelompok ISIS. Ia termasuk di antara lima perempuan yang ditangkap di kota Mosul, Irak, di mana pasukan Irak telah mengumumkan kemenangan atas kelompok militan itu pada awal bulan ini.
Pihak berwenang Jerman telah menyelidiki seorang gadis remaja yang hilang dari Pulsnitz musim panas lalu, diduga karena memiliki hubungan dengan kelompok militan.
Pada Selasa, Haase mengatakan bahwa gadis itu telah melakukan perjalanan ke Turki setahun yang lalu, dengan tujuan akhir mencapai Irak atau Suriah, dan petugas keamanan kemudian kehilangan jejaknya, namun ada bukti baru sejak ia muncul dalam kasus ini.
Der Spiegel mewartakan bahwa salah satu warga Jerman yang ditangkap memiliki garis keturunan Maroko dan yang lainnya berasal dari Chechnya namun memiliki paspor Jerman.
Badan intelijen dalam negeri Jerman, BfV memperkirakan 930 warga telah meninggalkan Jerman dalam beberapa tahun belakangan untuk bergabung dengan kelompok ISIS di Irak dan Suriah. Sekitar 20 persen di antaranya adalah perempuan menurut warta kantor berita Reuters.
Sekitar lima persen dari jumlah keseluruhan merupakan anak di bawah umur, yang setengahnya adalah perempuan, menurut badan tersebut.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo