Menuju konten utama

Elektabilitas PDIP dan Golkar Tertinggi di Survei LSI Denny JA

Berdasar survei LSI Denny JA dalam setengah tahun terakhir, tren elektabilitas PDIP menurun. Sebaliknya, elektabilitas Golkar justru meningkat.

Elektabilitas PDIP dan Golkar Tertinggi di Survei LSI Denny JA
Ilustrasi pemilu. ANTARA News/Ridwan Triatmodjo.

tirto.id - Elektabilitas PDIP dan Golkar menempati posisi teratas dalam hasil survei yang dikeluarkan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA untuk bulan Januari 2018.

PDIP berada di posisi pertama dengan elektabilitas 22,2 persen. Sementara Golkar, dengan elektabilitas 15,5 persen, menempati posisi kedua.

"Kedua partai ini berhasil mengasosiasikan kebijakan Jokowi ke elektabilitasnya," kata Rully Akbar, peneliti LSI Denny JA, di kantornya, Rawamangun, Jakarta Timur, pada Rabu (24/1/2018).

Namun, Rully menilai tren elektabilitas PDIP lebih buruk dari Golkar meskipun partai berlambang banteng itu berada di posisi pertama. Sejak Agustus 2017, elektabilitas PDIP terus mengalami penurunan.

Pada Agustus 2017, dalam survei LSI Denny JA, PDIP memperoleh elektabilitas sebesar 28,3 persen. Angka ini menurun pada Desember 2017 menjadi sebesar 22,7 persen, lalu menurun lagi menjadi 22,2 persen dalam survei termutakhir LSI Denny JA.

Sebaliknya, Golkar justru mengalami tren kenaikan elektabilitas dari Agustus 2017 sampai Januari 2018.

Pada Agustus 2017, survei LSI Denny JA mencatat elektabilitas Golkar mencapai 11,6 persen. Angka ini meningkat pada Desember 2017 menjadi 13,8 persen. Sementara pada survei termutakhir, elektabilitas Golkar terkerek lagi menjadi 15,5 persen.

Rully menyatakan ada tiga sebab penurunan elektabilitas PDIP dan menguatnya elektabilitas Golkar. Pertama, larinya basis massa PDIP ke Golkar. Sementara, basis massa kedua partai sama.

"Keduanya sama-sama berbasis massa wong cilik," kata Rully.

Kedua, terpilihnya Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Golkar menggantikan Setya Novanto berhasil memperbaiki citra Golkar di mata publik yang sebelumnya dianggap korup.

"Airlangga Hartarto memberikan harapan baru bagi Golkar," kata Rully.

Ketiga, menurut Rully, tiga program yang dikampanyekan Airlangga sebagai ketua umum Golkar disukai masyarakat, yakni harga sembako terjangkau, memperluas lapangan kerja, dan rumah mudah akses dan terjangkau.

"87,5 persen responden kami menyatakan cukup suka dengan program harga sembako, 85,2 persen suka dengan program memperluas lapangan kerja, 82 persen suka dengan program rumah terjangkau," kata Rully.

Dengan adanya tren ini, Rully menganggap bukan tidak mungkin Golkar akan menyalip PDIP dalam Pemilu 2019 dan menjadi partai pemenang. "Asalkan Airlangga bisa memperkuat image (citra) Golkar bersih ke publik," kata Rully.

Dalam survei ini, Gerindra menempati posisi ketiga dengan elektabilitas 11,4 persen, diikuti oleh Demokrat 6,2 persen, dan PKB 6,0 persen.

Survei ini dikerjakan dengan metode multistage random sampling kepada 1200 responden. Margin error dalam survei ini lebih kurang 2,9 persen.

"Jadi kemungkinan melesetnya dari angka-angka itu bisa lebih 2,9 persen atau kurang 2,9 persen," kata Rully.

Baca juga artikel terkait ELEKTABILITAS PARTAI atau tulisan lainnya dari M. Ahsan Ridhoi

tirto.id - Politik
Reporter: M. Ahsan Ridhoi
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Addi M Idhom