Menuju konten utama

Salat Istisqa Minta Hujan: Bacaan Niat, Doa, Hukum, & Tata Caranya

Niat shalat istisqa dapat disampaikan dalam hati, atau dilafalkan, baik dalam bahasa Indonesia maupun Arab. Berikut ini tata cara dan hukum shalat istisqa.

Salat Istisqa Minta Hujan: Bacaan Niat, Doa, Hukum, & Tata Caranya
Ratusan umat muslim menunaikan salat Istisqa (minta hujan) di halaman Griya Agung, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (27/8/2019). ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/pd.

tirto.id - Shalat istisqa adalah salat sunah muakkad dua rakaat untuk meminta turunnya hujan kepada Allah SWT. Niat shalat istisqa dapat disampaikan dalam hati, atau dilafalkan. Tata cara salat minta hujan mirip salat Id, termasuk soal jumlah takbir dan adanya khotbah setelah salat.

Salat istisqa biasa dilakukan ketika terjadi musim kemarau berkepanjangan atau krisis air. Sebagai contoh yang terjadi pada bulan Agustus tahun 2019 lalu di halaman Griya Agung Palembang, Sumatera Selatan. Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru melakukan salat istisqa berjamaah dengan warga muslim di wilayahnya, dengan imam Nawawi Dencik.

Salat istisqa ini dilakukan setelah kemarau panjang yang menyebabkan kebakaran hutan, juga keringnya lahan pertanian. Salat ini dilakukan setelah pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi dan mengatasi kebakaran hutan.

"Kita melakukan salat istisqa untuk memohon kepada Allah agar menurunkan hujan," kata Herman Deru dikutip Antara.

Tata Cara Shalat Istisqa

Dikutip dari "Tata Cara Shalat Istisqa atau Meminta Hujan" oleh Alhafiz Kurniawan, salat istisqa dilakukan dua rakaat, serupa dengan salat Id. Meskipun demikian, terdapat perbedaan dalam tata cara khatib berkhotbah.

Disebutkan, Abdullah Bafadhal Al-Hadhrami dalam Kitab Hamisy Busyral Karim, menuliskan bahwa khatib beristighfar dalam khotbah salat istisqa sebagaimana takbir dalam khotbah Id. Khatib berdoa dengan lantang, lalu menghadap kiblat setelah sepertiga khotbah kedua.

Setelah itu, "Khatib dan jamaah mengubah letak pakaian (selendang atau sorban, dari satu sisi ke sisi lain). Pada saat itu, khatib berdoa sirr (berbisik) dan jahar (lantang), kemudian kembali menghadap ke arah jamaah."

Secara ringkas, tata cara salat istisqa adalah sebagai berikut.

1. Salat dua rakaat, dengan ketentuan

  • Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca Surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk di antara sujud, dan sujud kedua seperti salat sunah lain.
  • Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca Surah Al-Fatihah, dilanjutkan dengan rukuk, sujud, duduk di antara dua sujud, sujud kedua, dan salam.

2. Khotbah salat istisqa, yang dapat dilakukan sebelum atau setelah salat.

  • Jumhur ulama berpendapat, khotbah lebih utama dilakukan seetelah salat istisqa.
  • Sebelum khotbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali.
  • Sebelum khotbah kedua, khatib membaca istighfar tujuh kali.

Bacaan Niat Shalat Istisqa

Niat salat istisqa dapat disampaikan dalam hati, atau dilafalkan, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Arab. Dikutip dari situs web NU, lafal niat salat istisqa dalam bahasa Arab adalah sebagai berikut.

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الاِسْتِسْقَاءِ رَكْعَتَيْنِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushallī sunnatal istisqā’i rak‘ataini (imaaman/ma’mūman) lillāhi ta‘ālā.

Artinya, “Aku menyengaja salat sunnah minta hujan dua rakaat (sebagai imam/makmum) karena Allah.”

Doa Shalat Istisqa

Doa salat istisqa, berdasarkanBusyral Karim karya Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin adalah sebagai berikut.

Allāhummasqinā ghaitsan mughītsan hanī’an marī‘an (lan riwayat murī‘an) ghadaqan mujallalan thabaqan sahhan dā’iman.

Allāhummasqināl ghaitsa, wa lā taj‘alnā minal qānithīn.

Allāhumma inna bil ‘ibādi wal bilādi wal bahā’imi wal khalqi minal balā’i wal juhdi wad dhanki mā lā nasykū illā ilaika.

Allāhumma anbit lanaz zar‘a, wa adirra lanad dhar‘a, wasqinā min barakātis samā’i, wa anbit lanā min barakātil ardhi.

Allāhummarfa‘ ‘annal jahda wal jū‘a wal ‘urā, waksyif ‘annal balā’a mā lā yaksyifuhū ghairuka.

Allāhumma innā nastaghfiruka, innaka kunta ghaffārā, fa arsilis samā’a ‘alainā midrārā.

Artinya:

Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan yang menolong, mudah, menyuburkan, yang lebat, banyak, merata, menyeluruh, dan bermanfaat abadi.

Ya Allah, turunkan kepada kami air hujan. Jangan jadikan kami orang yang putus harapan.

Ya Allah, sungguh banyak hamba, negeri, dan jenis hewan, dan segenap makhluk lainnya mengalami bencana, paceklik, dan kesempitan, kami tidak mengadu selain kepada-Mu.

Ya Allah, tumbuhkan tanaman kami, deraskan air susu ternak kami, turunkan pada kami air hujan karena berkah langit-Mu, dan tumbuhkan tanaman kami dari berkah bumi-Mu.

Ya Allah, angkatlah kesusahan paceklik, kelaparan, ketandusan dari bahu kami. Hilangkan dari kami bencana yang hanya dapat diatasi oleh-Mu.

Ya Allah, sungguh kami memohon ampun kepada-Mu, karena Kau MahaPengampun. Maka turunkan pada kami hujan deras dari langit-Mu.

Baca juga artikel terkait SOSIAL BUDAYA atau tulisan lainnya dari Fitra Firdaus

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Fitra Firdaus
Editor: Ibnu Azis
Penyelaras: Ibnu Azis