Menuju konten utama

Earth Hour Tak Turunkan Beban Pemakaian Listrik Jateng-DIY

Peringatan earth hour yang tidak begitu berpengaruh pada penurunan beban pemakaian listrik di Jawa Tengah dan DIY disebabkan oleh cuaca yang panas. Hal ini mendorong warga untuk menyalakan AC.

Earth Hour Tak Turunkan Beban Pemakaian Listrik Jateng-DIY
Warga menyalakan lilin saat kampanye peringatan Earth Hour 2017 dengan tema "Shine a Light on Climate Action - from moment to Movement" di halaman Gedung Sate Bandung, Jawa Barat, Sabtu (25/3) malam. ANTARA FOTO/Novrian Arbi.

tirto.id - Peringatan "Earth Hour" atau jam bumi 2017 berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim, tak berpengaruh pada penurunan beban pemakaian listrik di wilayah Jawa Tengah dan DIY.

"Peringatan earth hour ini secara umum kurang berpengaruh pada penurunan beban pemakaian listrik pelanggan," kata Deputi Manager Komunikasi dan Bina Lingkungan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY Hardian Sakti Laksana melalui keterangan tertulisnya, seperti dikutip Antara, Sabtu (25/3/2017).

Berdasarkan data dari Area Pengatur Beban, lanjut Hardian, tercatat realisasi beban listrik Jawa Tengah dan DIY pada Sabtu pukul 20.30 WIB sebesar 3.482 Mega Watt (MW), sedangkan pukul 21.00 WIB sebesar 3.366 MW, dan pada pukul 21.30 WIB sebesar 3.218 MW.

Dengan angka tersebut, total penurunan beban listrik pada pelaksanaan "Earth Hour" 2017 sebesar 264 MW dengan total penghematan energi sebesar 155.5 MWh atau 3,53 persen. Meski demikian, tren penurunan beban malam "Earth Hour 2017" dibandingkan dengan hari Sabtu di lima minggu terakhir relatif sama.

Dia mengatakan tidak berubahnya beban pemakaian listrik tersebut diperkirakan karena pengaruh cuaca, di mana pada saat perayaan "earth hour" di beberapa daerah cuaca cukup panas sehingga mendorong orang untuk menyalakan pendingin udara (AC).

"Pada rumah tangga dan gedung, AC memang mengkonsumsi listrik relatif besar dibandingkan lampu dan alat elektronik lain. Di samping itu hal ini juga mengindikasikan bahwa partisipasi masyarakat untuk mengikuti program ini masih relatif rendah," katanya.

Meski demikian, pihaknya mengapresiasi dan menyampaikan rasa terima kasih kepada para pelanggan yang sudah berpartisipasi secara aktif pada program tersebut. Untuk diketahui, "earth hour" atau jam bumi merupakan sebuah kegiatan global yang diadakan oleh "World Wide Fund for Nature (WWF)" pada Sabtu terakhir bulan Maret setiap tahunnya.

Kegiatan tersebut berupa pemadaman lampu yang tidak diperlukan di rumah dan perkantoran selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran akan perlunya tindakan serius menghadapi perubahan iklim.

Terkait program tersebut, Hardian mengatakan PLN terus mendorong pelanggan untuk menggunakan listrik secara hemat sesuai kebutuhan, tidak hanya saat perayaan "earth hour" tetapi juga menjadikan perilaku hemat listrik sebagai budaya sehari-hari.

"Hemat listrik tidak akan mengurangi kenyamanan kita. Dengan berhemat listrik maka biaya rekening listrik akan turun dan kita juga turut berpartisipasi dalam mengurangi pemanasan global," katanya.

Baca juga artikel terkait EARTH HOUR atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Bisnis
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora