Menuju konten utama

Duta Besar Sebut Australia Terbuka Bagi Imigran Muslim

Duta Besar Australia di Jakarta, Gary Francis Quinlan menyatakan, pihaknya membebaskan imigran muslim yang mau datang ke Australia.

Duta Besar Sebut Australia Terbuka Bagi Imigran Muslim
Duta Besar Australia di Jakarta Gary Francis Quinlan. Seth Wenig / AP

tirto.id - Duta Besar Australia di Jakarta, Gary Francis Quinlan mengklarifikasi pernyataan Senator Australia, Fraser Anning. Fraser menuduh imigran Muslim sebagai penyebab teror yang terjadi di masjid Selandia Baru, adalah bentuk ujaran kebencian.

Gary menjelaskan bahwa sejumlah pihak pemerintah dan partai politik di Australia pun mengecam pernyataan Fraser. Lebih jauh lagi, ucapan Fraser tak lain adalah bentuk ujaran kebencian.

“Imigrasi muslim juga tentunya bebas datang ke Australia,” kata Gary dalam konferensi pers di Kantor MUI, Jakarta Pusat, pada Selasa (19/3/2019).

Gary mengatakan bahwa sekali pun imigran Muslim di australia jumlahnya tidak banyak, tetapi mereka terbuka dengan perbedaan yang ada.

“Populasi muslim di Australia sebenarnya sangat kecil. Berkembang cukup cepat, tapi tetap sangat kecil. Hanya sekitar 700-800 ribu orang, dibanding total populasi sebesar 25 juta orang,” kata Gary.

Gary juga mengatakan bahwa sejarah Muslim di Australia juga sudah panjang.

“Muslim pertama yang datang ke Australia pada abad ke 19 adalah pedagang atau penggembala unta dari Afghanistan. Dan hasilnya saat ini Australia memiliki unta lebih banyak dibanding negara lain,” ujarnya.

Dengan itu, Gary mengatakan pernyataan Fraser juga justru menimbulkan penolakan dari internal pemerintahan dan partai politik di Australia.

“Komentar dari salah seorang senator sepenuhnya kami tolak sepenuhnya," ungkapnya.

"Pemerintah dan partai Politik Australia perlu meminta maaf atas pernyataan tersebut," tambah Gary.

Gary pun mengatakan bahwa ia secara pribadi, juga mewakili negaranya, berduka cita atas apa yang terjadi kepada seluruh umat Muslim, khususnya warga negara Indonesia yang menjadi korban.

"Penyerangan terhadap orang Islam tersebut merupakan teror yang tidak bisa dimaafkan," kata Gary.

Baca juga artikel terkait TEROR CHRISTCHURCH atau tulisan lainnya dari Fadiyah Alaidrus

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Fadiyah Alaidrus
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Dewi Adhitya S. Koesno