tirto.id - Provinsi Kepulauan Riau saat ini sedang meningkatkan kewaspadaannya terhadap kemungkinan virus Zika masuk ke daerah tersebut. Hal ini setelah Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau menyatakan tengah memeriksa dua orang warganya yang diduga mengidap virus Zika sepulangnya mereka dari Singapura.
"Sampai saat ini, sudah dua suspect yang kami periksa," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepri Tjetjep Yudiana di Batam Kepulauan Riau, Minggu (11/9/2016). "Tinggal satu pemeriksaan lagi. Pemeriksaan sebelumnya negatif."
Kedua terduga pembawa virus zika itu, menurut Tjetjep, masih harus menunggu hasil pemeriksaan terakhir, sebelum sepenuhnya dinyatakan bebas Zika.
Kedua warga terduga pengidap virus Zika itu memang dilaporkan baru saja tiba ke Tanah Air setelah berkunjung ke Singapura. Beberapa hari setelah dari Singapura, keduanya merasakan gejala menderita terjangkit virus Zika, dan kemudian menghubungi Dinas Kesehatan, sesuai dengan petunjuk dalam kartu kewaspadaan kesehatan yang dibagikan dalam kapal menuju Tanah Air.
Tjetjep memastikan jika Dinas Kesehatan langsung mengadakan pemeriksaan untuk memastikan sakit yang diderita keduanya. "Karena masa inkubasi tujuh hari, bisa saja tiba di Batam tapi belum demam, gejalanya belum muncul," terangnya.
Sementara itu, ia memastikan pemerintah telah bersiaga untuk menangkal peredaran virus yang ditularkan melalui nyamuk itu. "Yang paling utama adalah dengan melakukan 3M Plus, sebagai pencegahan," tambahnya.
Terpisah, Gubernur Nurdin Basirun mengimbau masyarakat Kepulauan Riau untuk memperpendek kunjungan ke Singapura guna menghindari terkena virus Zika yang kini menjangkiti sejumlah penduduk negara tersebut, mengingat banyaknya warga Kepri yang bekerja, berbisnis atau sekadar mengunjungi keluarga di negara itu.
Bagi sebagian Warga Negara Indonesia (WNI), Singapura memang merupakan rumah kedua. Kunjungan WNI ke Singapura per hari berkisar 9.000 orang, entah itu untuk berwisata atau urusan bisnis. Selain itu, diketahui setidaknya ada 240 ribu WNI menetap di Singapura yang tentunya mereka bebas hilir mudik pulang ke Indonesia.
Awal September lalu, seorang perempuan warga Batam diduga telah terinfeksi virus Zika. Suaminya, yang merupakan warga negara Singapura, kebetulan positif terkena virus Zika. Perempuan itu diisolir imigrasi karena mengalami gejala mirip dengan penderita yang terkena virus Zika. Namun, hasil tes di rumah sakit ternyata negatif.
Kewaspadaan tidak hanya terasa di Kepulauan Riau. Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Ngurah Rai, Bali, juga telah menyiagakan thermoscanner alias alat pendeteksi suhu tubuh. Tingginya frekuensi penerbangan yang datang dari Negeri Singa itu membuat pihak KKP meningkatkan kewaspadaan agar virus mematikan dari Brasil itu tak berkembang di Indonesia, khususnya Bali.
Sebelumnya, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, dalam pertemuan di rapat pleno KTT ASEAN di Laos beberapa waktu yang lalu mendesak seluruh negara bekerja sama memerangi Zika. "Sangat penting bagi kami untuk bekerja sama untuk memerangi Zika, Mengingat keberadaan nyamuk Aedes yang membawa Zika jadi endemi biasa di wilayah ASEAN, seperti demam berdarah."
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara