Menuju konten utama

Dua Oknum TNI Terlibat Pembunuhan Murid Taat Pribadi

Polri telah membenarkan adanya oknum TNI yang terlibat dalam pembunuhan murid pimpinan padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi. Inisial kedua oknum tak disebutkan.

Dua Oknum TNI Terlibat Pembunuhan Murid Taat Pribadi
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Agus Rianto (kiri) didampingi Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Martinus Sitompul (kanan). ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - Dua oknum TNI dilaporkan terlibat dalam pembunuhan murid pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Ismail Hidayat. Meski informasi itu telah dibenarkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Pol Agus Rianto, ia tidak mengungkap inisial kedua oknum TNI tersebut.

"Oknum TNI ada dua [yang terlibat] dalam pembunuhan Ismail. Ada juga pelaku [oknum TNI] yang disangkakan terlibat di kasus keduanya [pembunuhan Ismail dan Abdul Gani]," kata Brigjen Agus di Mabes Polri, Jakarta, seperti yang dilansir Antara, Selasa (4/10/2016).

Agus mengatakan, Polri berkoordinasi dengan Pusat Polisi Militer TNI guna menangani kasus tersebut. Sebelumnya, polisi telah menangkap pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng, Taat Pribadi, karena diduga terlibat dalam perencanaan pembunuhan dua pengikutnya, Abdul Gani dan Ismail Hidayat.

Taat Pribadi diduga memerintahkan anak buahnya yang bernama Wahyu untuk menghabisi Abdul Gani dan Ismail karena keduanya berencana membongkar cara penggandaan uang yang dilakukan sang guru. Polisi juga menyelidiki kasus penipuan yang melibatkan Taat Pribadi. Sebanyak 10 tersangka sudah ditetapkan polisi dalam perkara itu dan masih memburu empat orang lainnya.

Terbongkarnya kasus ini membuat ribuan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng Probolinggo pimpinan Taat Pribadi itu , mulai meninggalkan tenda-tenda padepokan di Dusun Cangkelek, Desa Wangkal, Gading, Probolinggo itu, sejak Senin (3/10/2016).

"Dari 3.119 orang pengikut sekarang tinggal 86 orang yang masih bertahan," kata Camat Gading, Slamet Hariyanto, kepada wartawan di sela rekonstruksi di padepokan yang berjarak sekitar 30 kilometer dari Kota Probolinggo itu.

Pihaknya memang mengimbau kepada pengikut Taat Pribadi untuk segera meninggalkan padepokan. "Kami mengatakan kepada mereka bahwa kalau mereka tidak pulang bisa jadi tumbal. Kami kan memikirkan mereka," jelasnya.

Baca juga artikel terkait DIMAS KANJENG atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Hukum
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari