Menuju konten utama

Dua Anak Muda Afghanistan Kembangkan Drone Penghancur Ranjau

Mahmud Hassani dan adiknya Massoud Hassani mengembangkan drone untuk menghancurkan ranjau-ranjau darat di Afghanistan. Pengembangan teknologi mereka ditampilkan pada Rabu (15/12/2016), di NT100, Neminet Trus, sebuah badan amal di Inggris yang peduli dalam pengembangan teknologi aplikatif untuk menyelesaikan persoalan dunia.

Dua Anak Muda Afghanistan Kembangkan Drone Penghancur Ranjau
Ilustrasi drone.foto/shutterstock

tirto.id - Mahmud Hassani dan adiknya Massoud Hassani mengembangkan drone untuk menghancurkan ranjau-ranjau darat di Afghanistan. Pengembangan teknologi mereka ditampilkan pada Rabu (15/12/2016), di NT100, Neminet Trus, sebuah badan amal di Inggris yang peduli dalam pengembangan teknologi aplikatif untuk menyelesaikan persoalan dunia.

Mahmud dan Massoud kini tinggal di Belanda tetapi mereka tumbuh besar di Afghanistan--negara yang menyisakan ranjau darat sisa-sisa perang Afghanistan melawan Soviet pada 1980an lalu.

"Bagi kami saat itu, itu adalah normal. Bagi kami itu tempat bermain dengan ranjau darat," ujar Mahmud Hassani mengenang masa kecilnya ketika bermain di dekat rumahnya.

Hassani menyampaikan pesawat tanpa awak mereka rancang untuk bisa memetakan, mendeteksi, dan meledakkan ranjau-ranjau darat. Drone itu dilengkapi dengan sistem pemetaan 3D dan alat yang mampu mendeteksi ranjau darat dengan pendeteksi logam. Selain itu, dengan menggunakan lengan robotik, drone meletakkan detonator kecil di atas ranjau, sebelum ranjau diledakkan dari jauh.

Berdasarkan data lembaga Kampanye Internasional untuk Pelarangan Ranjau Darat (ICBL), diperkirakan sampai 2015, 10 juta ranjau darat masih tersebar di Afghanistan. Tercatat pada 2015 silam 1.310 orang tewas atau terluka--catatan tertinggi korban akibat ranjau di seluruh dunia.

ICBL bulan lalu juga menambahkan, sekitar 6.461 orang tewas atau terluka oleh ranjau, senjata peledak yang diaktifkan, atau senjata yang tersisa setelah perang di seluruh dunia pada 2015, kata ICBL bulan lalu.

Lebih dari tiga perempat korban adalah warga sipil, 38 persennya adalah anak-anak.

Hassani bersama saudaranya mengatakan bahwa menyampaikan dengan drone mereka pembersihan ranjau menjadi 120 kali lebih murah dan 20 kali lebih cepat daripada teknik tradisional. Selain itu, juga tidak ada risiko bagi manusia.

Sumber: Antara

Baca juga artikel terkait DRONE atau tulisan lainnya dari Agung DH

tirto.id - Teknologi
Reporter: Agung DH
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH