tirto.id - Polemik pencoretan atlet senam ritmik Shalfa Avrilia Siani dari daftar kontingen SEA Games Indonesia memantik anggota Komisi X DPR, Abdul Hakimm Bafagih untuk ikut urun rembug. Abdul mengaku telah menemui keluarga Shalfa, dan berjanji bakal memfasilitasi komunikasi mereka dengan pemerintah, dalam hal ini adalah Kementerian Pemuda dan Olahraga.
“Tidak dalam rangka intervensi, tapi menanyakan pada Menpora. Karena saya dengar dari media, informasinya berbeda, antara pengakuan orang tua atlet dan keterangan pelatih,” tutur Abdul dalam pernyataan resmi yang diterima Tirto, Minggu (1/12/2019).
Abdul berharap perkara ini bisa benar-benar "diinvestigasi dan diluruskan oleh Kemenpora."
Sikap yang sama juga ditempuh Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar. Abdullah berharap, setidaknya KONI atau Kemenpora memfasilitasi keluarga Shalfa dan atlet untuk duduk bersama. “Kami merasa agar KONI atau Kemenpora memfasilitasi pertemuan antarpelatih, orang tua, dan pihak lainnya agar bisa mengklarifikasi duduk persoalan yang sebenarnya,” tuturnya.
Sebelumnya, ibunda Shalfa, Ayu sempat menyatakan protes karena dugaan putrinya dicoret dari daftar atlet SEA Games karena faktor keperawanan. Shalfa disebut-sebut dicoret karena dituding pelatihnya, Indra Sibarani sudah tidak perawan, tudingan yang berdasarkan pemeriksaan sebenarnya juga keliru.
Namun alasan itu dibantah oleh pihak Indra dan Persani. Menurut keterangan mereka, Shalfa dicoret karena alasan indisipliner yang mempengaruhi penurunan performanya.
Pada kualifikasi PON 1-4 November 2019 lalu penampilan Shalfa tak memenuhi target. Dia hanya finis di peringkat 13 balance beam dan peringkat tujuh nomor floor, padahal ditargetkan bisa juara oleh Pelatnas Persani.
Sedangkan di Kejurnas peringkat Shalfa malah anjlok di urutan 37. Posisi Shalfa di SEA Games sendiri lantas digantikan Yogi Novila Laila Ramadhani, atlet yang menempati peringkat tiga Kejurnas.
“Jadi kami memilih itu berdasarkan prestasi dan itu sudah kami sampaikan kepada CdM dan Menpora bahwa kami mengganti nama Shalfa menjadi ke Yogi,” ujar Ketua Umum Persani, Ita Yuliati Irawan.
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Widia Primastika