tirto.id - Islam mengatur seluruh lini kehidupan umatnya, termasuk juga tata cara bepergian.
Bepergian atau yang disebut juga ‘safar’ atau ‘rihlah’, adalah melakukan perjalanan ke luar rumah dengan jarak tertentu ke tempat atau wilayah lain.
Jadi tidak semua aktifitas keluar rumah disebut safar, karena ada batasan jarak yang membedakannya.
Merujuk laman MUI jarak minimal sehingga bepergian bisa dikategorikan sebagai safar menurut pandangan ulama ada perbedaan pendapat.
Namun pendapat yang banyak dipakai adalah jarak minimal safar: 4 barid = 16 farsakh = 48 mil = 85 km. Itu merupakan pendapat dari Ibnu Umar, Ibnu Abbas, al-Hasan al-Bashri, az-Zuhri, Malik, Ahmad, dan asy-Syafi’i.
Mengapa penting untuk mengetahui jarak safar yang dilakukan? Karena terkait dengan ketentuan hukum fiqh syariah dan syarat diperbolehkannya melakukan jama’ salat fardu atau ruksos qasar (menyingkat sholat dari 4 rakaat menjadi 2 rakaat).
Juga diperbolehkannya untuk tidak berpuasa wajib jika sedang melakukan safar, dan mengganti puasa tersebut di hari lainnya.
Salah satu dalil yang melandasi pendapat tersebut di atas adalah hadis Nabi Saw yakni beliau bersabda:
“Wahai penduduk Makkah, janganlah kalian meng-qashar shalat (dalam perjalanan) kurang dari empat barid dari Makkah ke Asfan.” (HR. ad-Daraquthni dan al-Baihaqi).
Juga dalil dari hadis berikut ini:
Abdullah bin Umar, dia berkata, “Aku telah menemani Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau tidak pernah menambah lebih dari dua rakaat dalam safar. Demikian pula aku menemani Abu Bakr, Umar, dan Utsman seperti itu.” (Muttafaqun alaih, lafaz ini adalah lafaz al-Bukhari).
Beberapa Doa Saat Hendak Bepergian
Berdoa sebelum melakukan segala aktifitas adalah bagian dari ibadah.
Dengan doa, maka ada harapan penjagaan dari Allah Subhanahu wata’ala yang diberikan untuk kita, bahwa safar yang dilakukan akan selamat dan terhindar dari marabahaya dan keburukan lainnya.
Rasulullah Muhammad Salallahu ‘alaihi wassalam mengajarkan doa sebelum bepergian yang dapat dilafalkan umat muslim seperti dilansir laman halalmui.org di bawah ini:
Doa keluar rumah
Dari Anas bin Malik, Rasulullah Saw bersabda: ”Apabila seseorang keluar dari rumahnya kemudian dia membaca doa:
“Bismillaahi tawakkaltu ‘alallahi laa haula walaa quwwata illaa billah (dengan menyebut nama Allah, yang tidak ada daya tidak ada kekuatan kecuali atas izin Allah),”
Maka dikatakan kepadanya, ‘Kamu akan diberi petunjuk, kamu akan dicukupi kebutuhannya, dan kamu akan dilindungi’. Seketika itu setan-setan pun menjauh darinya. Lalu salah satu setan berkata kepada temannya, ’Bagaimana mungkin kalian bisa mengganggu orang yang telah diberi petunjuk, dicukupi, dan dilindungi (oleh Allah).'” (HR. Abu Dawud, dan At-Tirmidzi).
Doa safar / bepergian
Kemudian bisa disambung dengan doa sebelum safar berikut ini seperti dilansir laman nu.or.id:
Latinnya: “Allahumma hawwin ‘alainaa safaranaa hadza wathwi ‘annaa bu’dhahu, allahumma anta ashshoohibu fissafari walkholiifatu fii-ahl”.
Artinya: “Ya Allah mudahkanlah kami saat bepergian ini, dan dekatkanlah jaraknya yang jauh. Ya Allah yang menemani dalam bepergian, dan engkau pula yang melindungi keluarga.”
Doa naik kendaraan
Dalam bersafar, di zaman Rasulullah Muhammad Salallahu ‘alaihi wassallam kendaraan yang dipergunakan adalah onta dan kuda, juga keledai selain tentu saja berjalan kaki.
Saat menaiki kendaraan tersebut, ada doa yang diajarkan oleh Rasulullah untuk kita ikuti.
Walau saat ini kendaraan yang dipakai adalah mobil, sepeda motor, bus dan pesawat, namun doanya sama seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah dahulu yakni:
سُبْحَانَ الَّذِىْ سَخَّرَلَنَا هَذَا وَمَاكُنَّالَهُ مُقْرِنِيْنَ وَاِنَّآ اِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ
Latinnya: “Subhaanalladzii sakhkhoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahu muqrininiin. Wa innaa ilaa Robbinaa lamun-qolibuun.”
Artinya: “Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”
Adab Bepergian
Terdapat beberapa adab dalam bepergian yang sebaiknya selalu diperhatikan yakni:
1. Sholat sunnah dua rakaat dengan niat sholat shafar.
2. Tetapkan tujuan untuk melakukan hal yang baik (bekerja, rihlah, mencari ilmu atau ibadah, dll) karena diperjalanan bisa terjadi berbagai hal yang mengubah niat.
3. Setelah sampai di tujuan dengan selamat, ucapkan syukur atas karunia Allah.
4. Tidak meninggalkan sholat di kala sedang safar, namun diperbolehkan melakukan jama’ qoshor.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dhita Koesno